REPUBLIKA.CO.ID, TORONTO -- Menteri Luar Negeri Kanada Melanie Joly mengatakan pada Kamis (4/5/2023), bahwa negaranya sedang mempertimbangkan pengusiran diplomat Cina. Upaya pengusiran itu atas laporan badan intelijen yang mengatakan salah satu dari mereka berencana untuk mengintimidasi kerabat anggota parlemen Kanada di Hong Kong.
Menteri Luar Negeri Melanie Joly mengatakan bahwa departemennya memanggil duta besar Cina ke sebuah pertemuan untuk menegaskan bahwa Kanada tidak akan mentolerir campur tangan semacam itu.
Dia mengatakan laporan badan intelijen menunjukkan bahwa anggota parlemen dari Partai Konservatif yang beroposisi, Michael Chong, dan kerabatnya di Hong Kong menjadi target setelah Chong mengkritik catatan hak asasi manusia Beijing.
"Kami sedang mengkaji berbagai opsi termasuk pengusiran para diplomat," kata Joly di hadapan komite Parlemen.
Badan mata-mata Kanada belum merilis rinciannya kepada publik. Chong mengatakan bahwa laporan tersebut mengidentifikasi seorang diplomat yang berbasis di Toronto sebagai bagian dari komplotan tersebut. Chong telah mengkritik perlakuan Beijing terhadap Muslim Uighur di provinsi Xinjiang, Cina.
"Saya tidak dapat membayangkan keterkejutan dan keprihatinan saat mengetahui bahwa orang yang Anda cintai menjadi target dengan cara ini," kata Joly kepada Chong dalam dengar pendapat komite. "Akan ada konsekuensinya."
Chong mengatakan bahwa diplomat tersebut seharusnya berada di pesawat pertama yang keluar dari Kanada. "Tidak dapat dijelaskan mengapa diplomat ini belum diberitahu untuk meninggalkan negara itu," katanya.
"Jika kita tidak mengambil tindakan ini, pada dasarnya kita sedang memasang papan iklan raksasa untuk semua negara otoriter di seluruh dunia, yang menyatakan bahwa kita terbuka terhadap campur tangan asing yang menargetkan warga negara Kanada. Itulah mengapa orang ini harus segera diasingkan," tambahnya.
Duta Besar Cina Cong Peiwu membantah campur tangan dalam sebuah pernyataan dan memperingatkan agar tidak mengusir para diplomatnya. "Sekali lagi, Cina sangat mendesak pihak Kanada untuk segera menghentikan sandiwara politik yang diarahkan sendiri ini, dan tidak melangkah lebih jauh ke jalan yang salah dan berbahaya. Jika pihak Kanada terus melakukan provokasi, Cina akan mengikuti setiap langkahnya sampai akhir," kata Cong.
Perdana Menteri Justin Trudeau mengatakan pada hari Rabu bahwa ia tidak mengetahui laporan badan mata-mata tersebut sampai sebuah artikel di Globe and Mail pada Senin, yang mengutip dokumen-dokumen rahasia, mengatakan bahwa badan mata-mata tersebut memiliki informasi intelijen.
Tetapi Chong mengatakan kepada Parlemen bahwa penasihat keamanan nasional Kanada memberi tahu dia bahwa laporan tahun 2021 itu telah disampaikan kepada berbagai pihak di pemerintahan, termasuk kepada penasihat keamanan nasional pada saat itu.
Trudeau telah memerintahkan badan-badan intelijen Kanada untuk segera menginformasikan anggota parlemen mengenai setiap ancaman terhadap mereka, terlepas dari apakah ancaman tersebut dianggap kredibel atau tidak.
Badan mata-mata Kanada tidak memberi tahu Chong tentang penargetan keluarganya hingga minggu ini.
Banyak negara, Perserikatan Bangsa-Bangsa, dan kelompok-kelompok hak asasi manusia menuduh Cina telah menyapu satu juta orang atau lebih dari komunitas Uighur dan kelompok-kelompok etnis minoritas Muslim lainnya. Mereka dipaksa ke dalam kamp-kamp penahanan, di mana banyak dari mereka mengatakan bahwa mereka disiksa, dilecehkan secara seksual, dan dipaksa meninggalkan bahasa dan agama mereka.
Cina membantah tuduhan tersebut, yang didasarkan pada bukti-bukti termasuk wawancara dengan para penyintas dan foto-foto serta citra satelit dari provinsi asal Uighur, Xinjiang, yang merupakan pusat utama untuk pabrik dan pertanian di bagian barat jauh Cina.
Bulan lalu, Trudeau menunjuk seorang mantan gubernur jenderal sebagai penyelidik khusus untuk menyelidiki tuduhan campur tangan Cina dalam dua pemilihan umum terakhir di Kanada. David Johnston akan memutuskan apakah penyelidikan publik diperlukan dan Trudeau mengatakan bahwa ia akan mematuhi rekomendasi.
The Globe and Mail, mengutip sumber intelijen yang tidak disebutkan identitasnya, telah melaporkan bahwa China lebih suka melihat kaum Liberal Trudeau terpilih kembali pada pemilu 2021 dan berupaya mengalahkan politisi Konservatif yang dianggap tidak bersahabat dengan Beijing.