REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mustopa NR (60 tahun) pelaku penembakan di kantor Mejelis Ulama Indonesia (MUI) mengaku wakil nabi setelah bermimpi bertemu Nabi Muhammad SWT. Namun kenyataannya, pria yang hanya lulusan sekolah dasar tersebut tidak bisa mengaji dan tidak ahli dalam bidang agama.
"Tidak bisa mengaji itu dibuktikan dengan dia tidak berguru kepada orang tertentu atau ulama tertentu dia juga mengakui tidak ahli dalam bidang agama," ujar Saksi Ahli Agama Islam dari Kementerian Agama, Husni, dalam konferensi pers di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Jumat (5/5/2023).
Dalam suratnya yang pertama, kata Husni, dirinya hanya hanya mengenyam pendidikan Sekolah Dasar tidak sampai ke jenjang pendidikan berikutnya. Dia juga tidak bisa mengoperasikan komputer, sehingga ketika mengirimkan suratnya kepada MUI, dia meminta pihak rental untuk mengetik suratnya dan dikirim ke MUI.
"Kalau pihak MUI dan pihak kepolisian tersangka ini kalau dari hasil suratnya yang pertama yang menjelaskan dia hanya mengenyam pendidikan tamat SD tidak sampai ke jenjang pendidikan berikutnya jadi pengakuan beliau di dalam surat," jelas Husni.
Terkait dengan pengakuannya sebagai wakil nabi, kata Husni, itu terjadi setelah dirinya dua kali bertemu nabi Muhammad SAW. Dari pengakuannya, dia bermimpi bertemu Rasulullah pada tahun 1982 ketika mengalami sakit keras. Pertemuan kedua terjadi pada tahun 1992 silam, tetapi dalam suratnya tidak ada tanda-tanda baca yang memadai untuk dipahami secara baik.
"Sehingga ada juga kalimat dia bermimpi itu tapi tidak ketemu nabi tapi ketemu nabinya di alam nyata dan dia mengatakan dapat perintah atau pengakuan dari nabi bahwa dia itu adalah nabi kedua atau wakil nabi," terang Husni.