REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengumumkan status pandemi Covid-19 dalam konferensi pers di Jenewa, Swiss, Jumat (5/5/2023). Menurutnya, selama setahun terakhir pandemi Covid-19 sudah menunjukkan data penurunan disertai peningkatan imun karena masifnya vaksinasi.
"Oleh karena itu, dengan harapan besar saya menyatakan Covid-19 berakhir sebagai darurat kesehatan global,” kata Tedros dalam keterangannya, dikutip dari Twitter resmi WHO, Jumat (5/5/2023).
Meski kedaruratan dicabut, kata dia, tidak berarti Covid-19 berakhir. Utamanya, sebagai ancaman global yang merenggut banyak nyawa. Apalagi, hingga pekan lalu Covid-19 merenggut nyawa setiap tiga menit, meski jumlah itu hanya kematian yang diketahui.
“Kemarin, Komite Darurat bertemu untuk ke-15 kalinya dan merekomendasikan kepada saya agar saya menyatakan mengakhiri darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional. Saya telah menerima saran itu,” kata dia.
🚨 BREAKING 🚨
"Yesterday, the Emergency Committee met for the 15th time and recommended to me that I declare an end to the public health emergency of international concern. I have accepted that advice"-@DrTedros #COVID19 pic.twitter.com/esKKKOb1TZ
— World Health Organization (WHO) (@WHO) May 5, 2023
Dia mengatakan, virus Covid-19 masih akan tetap tinggal berdampingan dengan manusia dan bisa tetap menyebabkan kematian. Ke depan, dia memperkirakan varian baru Covid-19 masih akan tetap ada.
“Risiko tetap ada munculnya varian baru yang menyebabkan lonjakan baru dalam kasus dan kematian,” jelas dia.
Dengan adanya berita baru di saat pandemi ini, dia berharap ada tindakan lebih lanjut di tiap-tiap negara. “Arti dari berita ini adalah saatnya bagi negara-negara untuk beralih dari mode darurat ke penanganan Covid-19 bersamaan dengan penyakit menular lainnya,” kata Tedros.