REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Beberapa waktu belakangan, media dipenuhi dengan kabar kriminal yang berawal dari rasa keputusasaan baik kesehatan, ekonomi, sosial maupun percintaan.
Bagi seorang Muslim, sebenarnya Rasulullah SAW telah mengajarkan zikir bagi mereka yang sedang berada dalam keputusasaan.
Mengutip Kitab Induk Doa dan Zikir Al-Adzkar, Imam An Nawawi menjelaskan, dzikir yang diucapkan bagi orang yang putus asa dalam hidupnya,
Kami telah meriwayatkan dalam Sunan at-Tirmidzi dan Sunan Ibnu Majah, dari Aisyah RA, dia berkata, "Aku melihat Rasulullah saw. sakit sebelum beliau wafat. Di sebelahnya ada cawan yang berisi air, beliau memasukkan tangannya ke dalam cawan tersebut dan mengusap wajahnya dengan air itu, dan beliau membaca doa:
اللهم أعني على غضرَاتِ الْمَوْتِ وَسَكَرَاتِ المَوتِ
Allaahumma a'innii 'alaa għamaraatil mauti wa sakaraatil maut. 'Ya Allah, tolonglah diriku dari menghadapi kesulitan mati dan sakaratul maut.""
Kami telah meriwayatkan dalam kitab Shahih Bukhari-Muslim, dari Aisyah RA dia berkata: "Aku mendengar Nabi SAW berdoa bersandar kepadaku, dengan doa:
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي وَارْحَمْنِي وَأَلْحِقْنِي بِالرَّفِيقِ الْأَعْلَى
Allaahummaghfir lii warham nii wa alhiqnii bir rafiiqil a'laa. 'Ya Allah, semoga engkau ampuni aku, kasihi aku dan sampaikan- lah aku pada tempat yang tinggi.
Larangan putus asa
Dalam surat Az-Zumar ayat 53, Allah SWT mengingatkan hamba-Nya agar jangan berputus asa dalam mencari ampunan-Nya:
قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَىٰ أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ ۚ إإِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا ۚ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
"Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah yang Mahapengampun lagi Mahapenyayang."
Baca juga: 22 Temuan Penyimpangan Doktrin NII di Pesantren Al Zaytun Menurut FUUI
KH DR M Tata Taufik dalam bukunya "Tafsir Inspiratif ayat-ayat Alquran Pilihan Pengguggah Jiwa", menuliskan, ayat ini menurut Ibnu Katsir merupakan seruan kepada seluruh pelaku maksiat dari orang kafir dan lainnya untuk bertaubat dan kembali kepada kebenaran. Ayat ini juga merupakan berita bahwa Allah SWT mengampuni semua dosa bagi mereka yang bertobat dan kembali ke jalan yang benar.
"Walaupun dosa tersebut begitu banyak bagai buih di lautan. Ayat ini harus dipahami sebagai usaha bertobat dan tidak bisa dipahami dalam konteks selain tobat. Sebab, kemusrikan hanya bisa diampuni kecuali bagi yang melakukan tobat," katanya.