REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Hujan dengan intensitas tinggi yang terjadi semalaman di wilayah Kota Tasikmalaya membuat anak sungai Cikunir yang berada di Kecamatan Mangkubumi meluap pada Sabtu (6/5/2023). Akibatnya, luapan sungai itu masuk ke permukiman warga di Kampung Cikunir Hilir, Kelurahan Cipawitra, Kecamatan Mangkubumi, Kota Tasikmalaya.
Penata Penanggulangan Bencana, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tasikmalaya Erik Yowanda mengatakan mendapatkan laporan adanya sejumlah rumah yang tergenang banjir pada Sabtu sekitar pukul 05.30 WIB. Berdasarkan pendataan di lapangan, terdapat enam rumah yang tergenang banjir dengan jumlah warga sebanyak 14 kepala keluarga (KK).
"Tadi air masuk ke rumah warga sampai sekitar 50 sentimeter," kata dia, Sabtu siang.
Menurut Erik, banjir itu disebabkan curah hujan tinggi yang terjadi sejak Jumat (5/5/2023) malam. Di sisi lain, pintu air saluran anak sungai Cikunir dilaporkan tak bisa terbuka maksimal karena ada sedimentasi dan sampah. Alhasil, air meluap ke permukiman warga.
Petugas di lapangan disebut telah melakukan penyedotan air yang masuk ke rumah warga. Hingga Sabtu siang, air yang menggenangi rumah warga sudah kembali surut.
"Tidak ada warga yang mengungsi karena air sudah surut," ujar Erik.
Ia mengatakan, banjir di wilayah itu merupakan yang ketiga kalinya sejak awal Ramadhan 1444 H. Namun, selama ini belum ada penanganan yang optimal untuk masalah itu.
Kendati demikian, ia sudah berkoordinasi dengan dinas terkait untuk membongkar pintu air di anak sungai untuk diperbaiki. Dengan begitu, air bisa kembali mengalir lancar.
"Tadi semua sudah dikumpulkan di lapangan dengan dinas teknis. Akan dilakukan upaya penanganan pintu air yang macet. Akan dibuka nanti Senin," kata Erik.
Untuk antisipasi sementara, BPBD Kota Tasikmalaya telah membuat penghalang di sisi anak sungai itu. Apabila terjadi hujan besar, air diharapkan tidak banyak meluap.
Selain banjir di Kecamatan Mangkubumi, Erik mengatakan bencana tanah longsor juga terjadi di lokasi lain wilayah kecamatan yang sama. Namun, skalanya tak terlalu besar.
"TPT longsor, tapi skalanya kecil," kata dia.
Erik menjelaskan, kondisi cuaca di wilayah Kota Tasikmalaya dalam beberapa hari terakhir memang sedang tidak menentu. Bahkan, pada sore hingga malam hari masih sering terjadi hujan dengan intensitas tinggi.
Padahal, apabila mengacu prakiraan BMKG, wilayah Kota Tasikmalaya seharusnya sudah memasuki musim kemarau. Karenanya, status siaga darurat bencana hidrometeorologi di Kota Tasikmalaya yang sudah berakhir pada April 2023 tidak diperpanjang.
"Namun ada arahan dari provinsi untuk memperpanjang. Nanti kita akan komunikasi dengan pimpinan akan perpanjangan atau tidak," kata dia.
Erik juga mengimbau masyarakat di Kota Tasikmalaya tetap waspada menghadapi bencana. Mengingat hujan dengan intensitas tinggi masih sering terjadi di wilayah Kota Tasikmalaya.