Sabtu 06 May 2023 18:30 WIB

Publik Lirik Pasangan Calon Nasionalis-Teknokrat pada Pilpres 2024

Erick Thohir duduki peringkat tertinggi di elektabilitas cawapres 2024.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Indira Rezkisari
Ilustrasi pilpres 2024.
Foto: Infografis Republika.co.id
Ilustrasi pilpres 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Survei teranyar Indomatrik memprediksi pertarungan pemilihan presiden (pilpres) 2024 akan berjalan ketat. Di mana survei tersebut memotret karakteristik tiga pasangan calon (paslon) yang disukai oleh publik pada 2024, yakni nasionalis-religius, nasionalis-nasionalis, dan nasionalis-teknokrat.

“Menariknya dalam survei tersebut ditemukan juga pasangan calon capres-cawapres yang dianggap ideal dan disukai sesuai kondisi kekinian, yakni paslon berkarakteristik nasionalis-teknokrat mendapat tanggapan sekitar 27,25 persen,” ujar Direktur Eksekutif Indomatrik, Husin Yazid.

Baca Juga

Dalam survei bertajuk ‘Persepsi dan Perilaku Publik Terhadap Tingkat Elektabilitas Cawapres Yang Potensial Pendamping Calon Presiden RI 2024’ yang dikutip Sabtu (6/5/2023) itu terlihat mayoritas pemilih, yakni 36,67 persen menyatakan akan menjatuhkan pilihannya pada pasangan nasionalis-religius.

Kemudian di urutan kedua, yakni sekitar 33,52 persen responden memilih pasangan nasionalis-nasionalis. “Pemilih yang masih belum menentukan sikap pilihannya terkait karakteristik paslon, namun seiring waktu akan megikuti saat perhelatan pilpres berlangsung di 2024 sekitar 2,56 persen,” kata dia.

Dia menerangkan, penggandengan nama sosok pasangan yang ditetapkan dalam survei nasional tersebut dipilih atas dasar aturan normatif dan asumsi-asumsi lembaganya. Pertama, berdasarkan pasal 169 UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum yang membahas soal presidential treshold atau nilai ambang batas pencalonan presiden.

Kedua, kata Husin, asumsi nama-nama sosok figur yang berpotensi besar akan diusung oleh partainya. Kemudian, asumsi sosok tokoh independen yang memiliki popularitas memadai/layak maju, yaitu tokoh yang terindikasi akan diusung oleh partai politik atau gabungan partai politik.

Keempat, jelas Husin, asumsi potensi terbangun koalisi. Sebab, kata dia, partai-partai besar dianggap mampu berkomunikasi dalam lobi-lobi politik, meyakinkan partai menengah dan bawah. Terakhir, asumsi potensi memimpin koalisi karena partai besar dianggap mampu memimpin koalisi dampak memiliki pengaruh dan dukungan besar dari rakyat.

Survei tersebut, kata dia, menggambarkan simulasi asumsi potensi terbangunnya koalisi serta simulasi dari capres yang telah diamanatkan dan sudah dideklarasikan oleh partai pendukung. Adapun nama-nama capres tersebut Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, dan Anies Baswedan.

Dia menjelaskan, survei tersebut merekam tingkat elektabilitas delapan nama cawapres yang berpotensi maju pada 2024 dengan karakteristik religius-teknokrat. Tertinggi ada Erick Thohir 16,15 persen, kedua Sandiaga Uno 15,94 persen, dan ketiga Ridwan Kamil 15, 89 persen.

Survei Indomatrik kali ini menggunakan metode stratafied random sampling dengan responden yang terdistribusi secara acak di seluruh Indonesia, yaitu mereka yang telah berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah. Responden diambil secara proporsional pada tingkat provinsi dan random di tingkat kabupaten/kota, kecamatan, kelurahan/desa, kampung/RW/RT.

Survei digelar pada 23 sampai 28 April 2023. Margin of error sekitar 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Jumlah sampel responden yang diwawancara sebanyak 1.200 responden warga negara Indonesia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement