REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Theresa Corbin menceritakan bagaimana kisah mula pencarian Tuhan hingga memutuskan bersyahadat dan berhijab. Corbin adalah wanita Amerika kreol Prancis, yang masuk Islam pada 2001.
Pada masa mudanya, Corbin membayangkan Tuhan sebagai seorang lelaki tua berjubah putih panjang dan berjanggut putih. Lelaki tua itu hidup di awan dan selalu ada dalam pikirannya. Ia sadar bahwa ia mencintai Tuhan.
"Saya mencintai Tuhan seperti yang hanya bisa dilakukan oleh seorang anak kecil, secara alami, tanpa peduli. Saya tidak tahu lebih banyak dari gambaran ini dan bahwa Tuhan adalah Sang Pencipta, Pencipta saya," kata dia, seperti dilansir About Islam, Ahad (7/5/2023).
Ketika usianya semakin bertambah, Corbin semakin mempertanyakan banyak hal tentang citra Tuhan. Dia bertanya-tanya mengapa Tuhan adalah manusia, dan mengapa Tuhan tidak lebih dekat dengan manusia untuk mengetahui apa yang terjadi di sini.
Selama perenungannya terhadap Tuhan Sang Pencipta, Corbin dituntun ke Islam, di mana dirinya belajar lebih banyak dari yang pernah ia pikirkan tentang Tuhan. "Saya belajar bahwa tidak ada visualisasi saya tentang Tuhan yang benar," katanya.
Corbin menyadari, Tuhan bukanlah laki-laki atau perempuan. Dualitas dan kebutuhan yang tersirat dari kedua jenis kelamin tidak masuk akal bila diterapkan pada Dia Yang benar-benar unik dan bebas dari kebutuhan. Adapun kata ganti yang digunakan untuk menggambarkan Allah hanya cerminan kegagalan bahasa manusia untuk merangkum Yang Ilahi.
"Saya belajar bahwa Tuhan tidak mengambang di atas awan jauh dari masalah kita. Tapi Dia dekat. Meskipun Dia berada di atas singgasana-Nya, Dia lebih dekat dengan kita bahkan daripada urat leher kita sendiri karena Dia tahu apa yang ada di dalam hati kita," tuturnya.
Jauh dari gambaran mental tentang Tuhan semasa kecilnya, Corbin belajar Allah benar-benar di luar imajinasi manusia. Tuhan tidak dapat dimasukkan ke dalam kotak yang diciptakan oleh pikiran manusia.
"Saya kagum sekaligus bingung dengan redefinisi tentang siapa Allah itu. Memikirkan Tuhan di luar imajinasi saya menciptakan tempat yang tidak nyaman dalam pikiran saya. Saya berjuang untuk menahan keinginan membayangkan gambaran fisik tentang Allah. Ini adalah kecenderungan manusia untuk ingin mendefinisikan sesuatu, ingin menaruh wajah pada sebuah nama," jelasnya.
Baca juga: Pidato Panjang Panji Gumilang di Hadapan Jamaah Al Zaytun, Sebut Dirinya dengan Syekh
Dalam proses pemahaman tersebut, Corbin menyadari, bergantung pada deskripsi fisik tentang Tuhan ini tidak ada gunanya. Karena, dengan memiliki satu kualitas fisik atau lainnya membuat, justru membuat dirinya tidak tahu siapa sebenarnya Pencipta Yang Kekal itu.
Hingga kemudian, Corbin menemukan jawabannya, yang ada dalam Surat Al Baqarah ayat 115. "Dan milik Allah timur dan barat. Kemanapun kamu menghadap di sanalah wajah Allah. Sungguh, Allah Mahaluas, Mahamengetahui." (QS Al Baqarah ayat 115)
Juga dalam Surat Al Fath ayat 10, yang menyiratkan tentang adanya tangan Allah SWT. "Bahwasanya orang-orang yang berjanji setia kepada kamu sesungguhnya mereka berjanji setia kepada Allah. Tangan Allah di atas tangan mereka, maka barangsiapa yang melanggar janjinya niscaya akibat ia melanggar janji itu akan menimpa dirinya sendiri dan barangsiapa menepati janjinya kepada Allah maka Allah akan memberinya pahala yang besar."