Senin 08 May 2023 03:18 WIB

Makna Kematian dan Bagaimana Kedatangannya?

Kematian merupakan hal yang pasti terjadi kepada setiap makhluk.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Muhammad Hafil
Makna Kematian dan Bagaimana Kedatangannya? Foto:   Pengetahuan tentang akhirat (ilustrasi).
Foto: Blogspot.com
Makna Kematian dan Bagaimana Kedatangannya? Foto: Pengetahuan tentang akhirat (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Kematian merupakan hal yang pasti terjadi kepada setiap makhluk di bumi, tidak hanya manusia. Allah SWT, sebagai Yang Maha Esa dan Kekal, telah menyiapkan kehidupan setelah kematian sebagai balasan atas apa yang dilakukan selama di dunia. Namun, apa arti mati itu dan mengapa umat Muslim hendaknya selalu mengingatnya?

 

Baca Juga

Wartawan Republika.co.id, Zahrotul Oktaviani, berupaya mewawancarai Pakar Ilmu Alquran KH Ahsin Sakho Muhammad beberapa waktu lalu. Berikut kutipannya:

Apa itu mati dan maknanya?

Dalam Alquran, terdapat kata al-Maut yang berarti kematian. Kematian berarti berpisahnya ruh dengan jasad atau raganya, yang menjadi bagian dari diri manusia. Di dalam Alquran, Allah SWT telah berfirman, "Setiap jiwa pasti akan merasakan kematian." Sebagaimana Allah SWT meniupkan ruh kepada janin berusia 120 hari, selanjutnya bertumbuh dan berkembang, lahir menjadi manusia. Yang kemudian, siapapun yang diberi umur panjang, Allah akan mengurangi fungsi dari jaringan dan organ di tubuh manusia.

Pada akhirnya, sama seperti pepohonan sebagai makhluk, yang awalnya tumbuh bagus dan rindang, jika pada masanya ia akan tua, kering dan terhempas bersama angin maupun hujan. Tidak ada satupun makhluk di dunia ini yang terus-menerus hidup dan abadi, kecuali setan, yang sudah dijanjikan oleh Allah SWT.

2. Mengapa Allah SWT menciptakan kematian dan apa yang terjadi setelahnya?

Seperti tadi disebutkan, semua makhluk hidup di bumi akan merasakan kematian, akan sirna dan binasa. Allah SWT menjadikan manusia tujuannya adalah beribadah kepada-Nya, yang mana ini adalah amanah yang dipikul oleh manusia. Amanah ini lantas diturunkan dalam berbagai peraturan, seperti perintah dan larangan Allah SWT.

Kalau seandainya Allah SWT menurunkan aturan, di sisi lain Allah juga punya kekuasaan untuk menyiapkan reward atau penghargaan bagi mereka yang mau mengikutinya dan memberi sanksi atau hukuman bagi yang melanggar. Hal ini sama seperti aturan di  jalan, siapa pengguna motor yang tidak menggunakan helm atau melanggar rambu-rambu lalu lintas.

Dalam sebuah kajian disampaikan, kalau seandainya manusia setelah mati dibiarkan begitu saja dan tidak ada proses hukum atas apa yang telah dilakukan selama di dunia, maka kematian merupakan istirahat yang panjang. Bagi orang-orang yang melakukan dosa, membunuh, mencuri, dan lain-lain, mereka akan senang sekali. Jika hal ini yang terjadi, maka tidak akan ada artinya Allah SWT menciptakan kehidupan. Sementara, Allah SWT tidak pernah menciptakan segala sesuatu dengan sia-sia, semuanya memiliki arti dan maknanya.

3. Bagaimana kematian itu datang?

Kita sebagai kaum Muslimin, alhamdulillah bisa mendapatkan pegangan dalam rangka mengahdapi kematian itu. Kita bisa bersiap-siap menghadapi kematian, yang terjadi kapan saja. Bisa jadi orang hari ini masih tertawa, tapi besoknya sudah meninggal dunia. Ada orang-orang yang meninggal ketika shalat, ketika membaca Alquran, atau ketika tertidur. Yang terpenting itu jangan sampai kita meninggal dalam keadaan bermaksiat kepada Allah SWT. Jika orang hendak bermaksiat, ingatlah bisa jadi saat ia melakukan hal itu Allah SWT mencabut nyawanya.

Kita semua inginnya meninggal atau mengakhiri kehidupan di dunia dalam keadaan husnul khotimah, dalam kondisi baik, sedang berbuat kebaikan. Nabi Muhammad SAW pernah bersabda, "Setiap orang akan meninggal sesuai dengan kebiasaannya." Kalau biasanya tahajud insya Allah meninggal saat tahajud, kalau biasanya membaca Alquran maka insya Allah juga akan meninggal saat membaca kalam Allah.

4. Apa yang bisa dilakukan oleh manusia agar selalu mengingat kematian?

Pertama, kita harus ingat bahwa kita pasti mati, kapanpun dan dimanapun. Kedua, perlu kita itu berziarah ke makam leluhur kita. Hal ini akan selalu membuat kita ingat bahwa kita akan menyusul mereka nantinya. Makanya saat ziarah kubur, membaca doa "Assalamu'alaikum dara qaumin mu'minin wa atakum ma tu'adun ghadan mu'ajjalun, wa inna insya-Allahu bikum lahiqun." Selanjutnya bisa dengar berdzikir, mengingat Allah SWT dan mengingat kematian.

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement