REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Beberapa waktu lalu terjadi serangan terhadap masjid di Minneapolis, negara bagian Minnesota, Amerika Serikat. Hal ini meningkatkan kekhawatiran para imam, pengurus masjid dan aktivis komunitas Somalia Amerika, tentang keselamatan jamaah mereka.
Sebuah insiden kebakaran terjadi di Masjid Omar Islamic Center pada 23 April dan Masjid Al-Rahma pada 24 April. Lokasi dua masjid tersebut berdekatan satu sama lain.
Direktur Eksekutif Council on American-Islamic Relations (CAIR) Minnesota, Jaylani Hussein, menyebut dirinya berada di dalam Masjid Al-Rahma ketika seseorang membakar lantai tiga.
“Saya berada di dalam masjid, bertemu dengan imam membahas tentang keselamatan jamaahnya, ketika saya mendengar seseorang berteriak, 'Ada api. Ada kebakaran',” kata Hussein dikutip di VOA, Senin (8/5/2023)
Dia bersyukur tidak ada yang terluka atas kejadian tersebut. Dia menambahkan lebih dari 40 anak yang berada di tempat penitipan masjid telah dievakuasi dengan aman.
Sebelumnya, Hussein menyebut dia pernah terlibat dalam perjuangan komunitas Muslim Amerika melawan serangan kebencian. Namun, bagi dia insiden tersebut merupakan kali pertama dia menyaksikan secara langsung.
"Saya tidak dapat mempercayai mata saya. Saya terkejut dan bingung. Saya menyaksikan salah satu hal yang telah saya dokumentasikan selama bertahun-tahun,” lanjut dia.
Dia pun menyebut selama ini tidak asing dengan panggilan dan pesan yang mengancam, tetapi ini adalah pertama kalinya menyaksikan serangan secara praktis.
Baca juga: 22 Temuan Penyimpangan Doktrin NII di Pesantren Al Zaytun Menurut FUUI
Pada 29 April, pihak berwenang menangkap Jackie Rahm Little atas tuduhan negara melakukan pembakaran tingkat dua, terkait kebakaran 24 April di Masjid Al-Rahma.
Little didakwa atas tuduhan federal atas pembakaran dan perusakan properti keagamaan, sembari penyelidik menyelidiki serangkaian kejahatan yang menargetkan Muslim dan Amerika Somalia.
Pihak berwenang juga menyelidiki LIttle sebagai tersangka dalam kebakaran yang merusak Masjid Omar Islamic Center pada 23 April, serta dalam aksi vandalisme kantor Minneapolis Rep. Ilhan Omar pada Januari
Direktur Eksekutif Asosiasi Islam Amerika Utara (IANA), Imam Yusuf Abdulle, mengatakan dia khawatir kelanjutan serangan pembakaran semacam itu dapat membahayakan nyawa jemaah Muslim di Amerika. IANA sendiri merupakan lembaga yang mengelola lebih dari 40 masjid di seluruh Amerika.