Senin 08 May 2023 10:48 WIB

Kesaksian Ali Bin Abu Thalib tentang Perilaku Nabi Muhammad SAW

Muslim hendaknya mencontoh perilaku Nabi Muhammad.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Ani Nursalikah
Umat muslim mengantre untuk berziarah ke makam Nabi Muhammad SAW dan dua sahabatnya Abu Bakar dan Umar bin Khattab di Masjid Nabawi, Madinah, Arab Saudi, Kamis (4/5/2023). Kesaksian Ali bin Abu Thalib tentang Perilaku Nabi Muhammad SAW
Foto: Republika/Prayogi
Umat muslim mengantre untuk berziarah ke makam Nabi Muhammad SAW dan dua sahabatnya Abu Bakar dan Umar bin Khattab di Masjid Nabawi, Madinah, Arab Saudi, Kamis (4/5/2023). Kesaksian Ali bin Abu Thalib tentang Perilaku Nabi Muhammad SAW

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dikisahkan, suatu ketika Ali bin Abu Thalib ditanya oleh anaknya Al-Husen bin Ali tentang perilaku Nabi Muhammad SAW. Ali bin Abu Thalib menjelaskan sikap Rasulullah SAW kepada sahabat-sahabatnya dan orang asing, serta perilaku Rasulullah SAW.

Al-Husen bin Ali berkata, "Aku pernah bertanya kepada ayahku (Ali bin Abu Thalib) tentang prilaku Nabi Muhammad SAW kepada sahabat-sahabatnya."

Baca Juga

Kemudian Ali bin Abu Thalib menjawab pertanyaan anaknya dengan menjelaskan perilaku Rasulullah SAW.

Ali bin Abu Thalib berkata, "Rasulullah adalah orang yang bermuka manis, lembut budi pekertinya, tawadhu, tidak bengis, tidak berkata kasar, tidak bersuara keras, tidak berlaku dan berkata keji, tidak suka mencela dan juga tidak kikir."

"Nabi Muhammad SAW membiarkan atau tidak mencela apa yang tidak disenanginya, beliau tidak menjadikan orang yang mengharapkan pertolongannya menjadi putus asa, tidak juga menolak untuk itu. Beliau tinggalkan dirinya dari tiga perkara, yaitu perbantahan, menyombongkan diri, dan sesuatu yang tidak selayaknya."

"Nabi Muhammad SAW tinggalkan orang lain dari tiga perkara, yaitu beliau tidak mencela seseorang, beliau tidak membuat malu orang, dan beliau tidak mencari aib orang. Beliau tidak berbicara melainkan pada suatu yang diharapkan ada pahalanya."

"Jika Rasulullah SAW berbicara semua orang di majelisnya tertunduk, seolah-olah kepala mereka dihinggapi burung. Jika beliau diam tidak berbicara, barulah mereka berbicara, mereka tidak berbantahan di sisi Rasulullah SAW. Apabila ada yang berbicara di sisi beliau, mereka memperhatikan sampai beliau selesai berbicara. Yang mereka bicarakan di sisinya adalah pembicaraan tentang hal yang utama."

"Nabi Muhammad SAW tertawa terhadap apa yang mereka tertawakan. Beliau merasa takjub atas apa yang mereka rakjubi."

"Nabi Muhammad SAW bersabar menghadapi orang asing dengan perkataan dan permintaannya yang kasar. Sehingga para sahabatnya mengharapkan kedatangan orang asing seperti itu, karena darinya mendapatkan manfaat. (Para sahabat senang jika ada orang asing datang menanyakan sesuatu yang ceplas-ceplos kepada Nabi Muhammad SAW, karena darinya mereka mendapatkan berbagai sesuatu yang mereka tidak berani menanyakannya langsung kepada Rasulullah SAW)."

"Nabi Muhammad SAW bersabda, jika kalian melihat orang yang mencari kebutuhannya maka bantulah dia. Beliau tidak mau menerima pujian orang kecuali menurut yang sepatutnya. Beliau juga tidak mau memutuskan pembicaraan seseorang kecuali orang itu melanggar batas. Jika seseorang berbuat seperti itu, maka dipotongnya pembicaraan tersebut dengan melarangnya atau berdiri meninggalkannya."

Kesaksian Ali bin Abu Thalib tersebut diceritakan dalam buku Syama'ilul Muhammadiyyah yang ditulis Abu Isa Muhammad bin Isa At-Tirmidzi atau yang dikenal Imam At-Tirmidzi.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement