REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Tabloid pemerintah Cina, The Global Times mengkritik surat protes yang dikirimkan Kedutaan Besar Korea Selatan (Korsel) di Cina. Ini menjadi perselisihan terbuka terbaru di tengah memburuknya hubungan negara-negara Asia itu.
Pada Jumat (5/5/2023) lalu Kedutaan Besar Korsel di Cina merilis surat protesnya di situs resminya. "(Kedutaan) mengungkapkan penyesalan mendalam atas serangkaian artikel fitnah tak masuk akal (The Global Times)," kata kedutaan.
"(Artikel-artikel) itu menggunakan kata-kata sensasional, provokatif dan tidak tepat yang tidak hanya merendahkan pemimpin kami tapi kebijakan luar negeri pemerintah Korsel," kata kedutaan dalam suratnya.
Dalam tajuk rencananya, Senin (8/5/2023) The Global Times mengecam kedutaan atas "intervensi brutal atas laporan independen."
Satu hari Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida tiba di Seoul untuk kunjungan luar negeri pertama pemimpin Jepang ke Korsel dalam 12 tahun. The Global Times memperingatkan langkah diplomasi Korsel mendekat ke Jepang dan Amerika Serikat (AS) akan "mendorong dan memperburuk, ambruknya situasi di Timur Laut Asia."
Jarang kedutaan besar negara asing di Cina mengkritik laporan media pemerintah Cina dengan terbuka. Kedutaan Besar Korsel di Cina belum menanggapi permintaan komentar.
The Global Times yang dikenal dengan retorika nasionalisnya berulang kali menyerang Presiden Korsel Yoon Suk Yeol "mengikuti AS dengan membabi buta" setelah ia berkunjung ke AS bulan lalu. Tabloid itu menuduh Seoul membawa ketegangan di Semenanjung Korea karena memperkuat kerja sama keamanan dengan Jepang dan AS.
Kunjungan Kishida ke Seoul menandakan menghangatnya hubungan kedua negara. Setelah perselisihan historis yang sempat merusak hubungan dua sekutu terkuat AS di Asia itu.
Pada bulan Desember lalu Kedutaan Besar Cina di Korsel juga mengkritik media Korsel yang dianggap mengobarkan sentimen anti-Cina.