Senin 08 May 2023 13:33 WIB

Penggunaan Benih Unggul Berkualitas Kunci Peningkatan Produktivitas Petani Jagung

Syngenta komitmen dukung ketersediaan dan akses benih unggul berkualitas bagi petani.

Penggunaan benih unggul berkualitas menjadi kunci peningkatan produktivitas petani jagung nasional. Hal ini disampaikan Ketua Umum KTNA Nasional Yadi Sofyan Noor saat berkunjung ke pusat pemrosesan benih Syngenta Seed Indonesia di Pasuruan, Jawa Timur.
Foto: Istimewa
Penggunaan benih unggul berkualitas menjadi kunci peningkatan produktivitas petani jagung nasional. Hal ini disampaikan Ketua Umum KTNA Nasional Yadi Sofyan Noor saat berkunjung ke pusat pemrosesan benih Syngenta Seed Indonesia di Pasuruan, Jawa Timur.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penggunaan benih unggul berkualitas menjadi kunci peningkatan produktivitas petani jagung nasional. Hal ini disampaikan Ketua Umum KTNA Nasional Yadi Sofyan Noor saat berkunjung ke pusat pemrosesan benih Syngenta Seed Indonesia di Pasuruan, Jawa Timur. 

"Penggunaan benih jagung unggul berkualitas adalah salah satu kunci peningkatan produktivitas jagung nasional selain akses terhadap benih unggul itu sendiri. Kegiatan ini sangat bermanfaat untuk petani karena dapat mengenal dan mengakses benih unggul guna meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani," ujar Yadi. 

Yadi bersama ratusan petani yang tergabung dalam KTNA mendapatkan kesempatan meninjau proses produksi benih jagung unggul berkualitas tersebut. Hadir juga para Ketua KTNA Provinsi dan Ketua KTNA Kabupaten Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Daerah Istimewa Yogyakarta.

Hasil analisis produktivitas jagung yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2021 juga memperlihatkan hal serupa. Berdasarkan analisis tersebut, varietas jagung unggul/hibrida potensi hasilnya jauh lebih tinggi dibanding varietas lainnya, yaitu sekitar 6,2 ton per hektare (kadar air 14 persen) dibanding varietas jagung non hibrida sekitar 3,6 ton per ha. Tak heran jika lebih dari 75 persen petani jagung di Indonesia saat ini telah menanam benih hibrida di lahan pertanian mereka. 

Hasil analisis produktivitas jagung yang dilakukan BPS juga menemukan data bahwa rata-rata produktivitas jagung nasional sebesar 5,7 ton per ha (kadar air 14 persen). Berdasarkan tingkat produktivitas, Pulau Jawa cenderung memiliki rata-rata produktivitas yang lebih tinggi dibandingkan luar Pulau Jawa. 

"Syngenta memiliki komitmen dan perhatian yang besar terhadap persoalan-persoalan yang dihadapi petani dan melakukan inovasi berkelanjutan guna menemukan dan memberikan solusi yang terbaik," ujar Seed Business Head Syngenta Indonesia, Fauzi Tubat.

Hal ini telah dilakukan perusahaan selama dua puluh tahun bersama petani-petani di Indonesia menghadapi berbagai tantangan termasuk perubahan iklim yang saat ini juga menghantui. Tahun lalu, ujar Fauzi, pihaknya berhasil memenuhi permintaan yang tinggi terhadap benih jagung. Hal ini menunjukkan tingginya kepercayaan petani terhadap benih berkualitas yang dihasilkan. 

"Sebagai market leader, kami yakin akan terus dapat melayani petani dengan baik dengan produk-produk benih yang berkualitas dan berproduktivitas tinggi," kata Fauzi lagi.  

Salah satu inovasi yang dihasilkan Syngenta Indonesia adalah varietas jagung unggul dengan benih teknologi terkini yang telah lama ditunggu petani dengan nama merk NK Pendekar Sakti, NK Sumo Sakti, dan NK Perkasa Sakti. Syngenta adalah perusahaan pertama yang meluncurkan benih jagung dengan keunggulan ganda yang akan membantu petani mengatasi permasalahan budi daya jagung.

"Kami optimistis melalui alih teknologi dan inovasi yang secara berkelanjutkan dilakukan oleh perusahaan dapat membantu meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani di Indonesia. Kami memiliki komitmen kuat mendukung ketersediaan dan akses benih unggul berkualitas ini untuk petani," ujar Fauzi. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement