REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dikisahkan, di era Khalifah Umar bin Khattab. Suatu hari Ahnaf bin Qais bersama sejumlah petinggi di Arab akan menghadap Amirul Mukminin yakni Khalifah Umar bin Khattab.
Di tengah perjalanan, Ahnaf bin Qais bersama sejumlah petinggi bertemu dengan Umar bin Khattab yang sedang menyingsingkan pakaiannya sambil berlari-lari.
Melihat keanehan tersebut, Ahnaf bin Qais bertanya kepada Umar bin Khattab, "Apa yang sedang kamu lakukan wahai Amirul Mukminin?"
Ternyata, Umar bin Khattab sedang mengejar unta milik Baitul Mal yang lepas. Umar bin Khattab mengejar langsung unta yang lepas itu, karena unta tersebut milik rakyat.
"Bukannya kamu ikut mengejar unta yang sesungguhnya milik Baitul Mal yang terlepas. Kamu tahu Ahnaf bin Qais, betapa banyak rakyat yang ikut memiliki unta tersebut," kata Umar bin Khattab.
Ahnaf bin Qais berkata lagi kepada Umar bin Khattab, "Mengapa kamu tidak menyuruh ajudan kamu saja untuk menangkap unta yang lepas itu."
Umar bin Khattab menjawab, "Aku adalah ajudan bagi semua rakyat. Sudah menjadi kewajiban seorang hamba dan ajudan rakyat untuk selalu memenuhi amanat mereka dan mendengarkan nasihat mereka."
Kisah Khalifah Umar bin Khattab yang mengejar unta lepas milik Baitul Mal ini dilansir dari buku Kisah Hidup Umar bin Khattab yang ditulis Dr. Musthafa Murad, Guru Besar Universitas Al-Azhar Kairo.
Dari kisah tersebut, nampak Khalifah Umar bin Khattab sebagai pemimpin dan penguasa berusaha menjaga amanah rakyatnya. Dia menyadari dan mengetahui bahwa unta milik Baitul Mal tersebut artinya milik semua rakyatnya. Maka harus dijaga dengan sebaik-baiknya, agar bisa mempertanggungjawabkan amanah yang dipikulnya di hari perhitungan kelak, di hadapan Allah SWT.
Bagi Khalifah Umar bin Khattab, menjadi pemimpin rakyat adalah melayani rakyat, memenuhi amanah rakyat dan mendengarkan nasihat dari rakyat.