Senin 08 May 2023 15:09 WIB

Perang Mobil Listrik Segmen SUV di China Memanas Hingga ke Global

Jumlah SUV buatan China yang terjual di 2022 sebanyak 11 juta unit. 

Jurnalis dan masyarakat umum melihat SUV listrik Atto 3 buatan produsen mobil China BYD, di pameran dagang kendaraan listrik Fully Charged Live di Farnborough, Inggris, 28 April 2023.
Foto: Reuters
Jurnalis dan masyarakat umum melihat SUV listrik Atto 3 buatan produsen mobil China BYD, di pameran dagang kendaraan listrik Fully Charged Live di Farnborough, Inggris, 28 April 2023.

REPUBLIKA.CO.ID,SHANGHAI-Cina menjadi titik awal perang harga kendaraan listrik dan medan pertempuran beralih ke EV bergaya SUV, segmen pasar terbesar, yang didominasi oleh Tesla Inc  dan BYD.

 

Baca Juga

Pasar, yang disesaki lebih dari 90 model, akan semakin ketat dengan setidaknya 20 model baru dari merek China dan asing diluncurkan pada bulan April, menekan harga dan margin di dalam negeri dan mendorong ekspor, kata para analis dan eksekutif.

 

Pembuat EV di China telah mengikuti pemotongan harga berani Tesla dengan menurunkan harga untuk SUV listrik mereka sendiri, mengkanabalisasi penjualan kendaraan mesin pembakaran internal (ICE) atau mobil konvensional karena kesenjangan harga antara teknologi menyempit.

 

Tren tersebut akan menyebar ke luar negeri dengan meningkatnya ekspor SUV listrik buatan China. "Kita akan melihat banyak ekspor China karena pasar yang sangat kompetitif di China. Ini sebenarnya akan menjadi katup pelepas tekanan," kata Tu Le, pendiri firma penasihat Sino Auto Insights yang berbasis di Beijing.

 

Pasar SUV telah berkembang pesat di China selama dekade terakhir dan sekarang mewakili hampir 40 persen dari semua mobil yang terjual, dengan 400 model SUV dari semua jenis bahan bakar.

 

Jumlah SUV buatan China yang terjual pada 2022 hampir sama banyaknya dengan mobil jenis apa pun di Eropa tahun lalu, atau lebih dari 11 juta.

 

Popularitas SUV listrik telah meledak sejak Tesla mengirimkan Model Y yang diproduksi di dalam negeri dua tahun lalu di China. Ini menjadikannya salah satu segmen dengan pertumbuhan tercepat di pasar mobil terbesar di dunia.

 

Baik merek domestik maupun asing terwakili di antara model-model baru yang diluncurkan di Shanghai Auto Show pada bulan April.

 

Pembuat mobil lama Volkswagen, BMW, dan Toyota mengandalkan SUV listrik baru untuk meningkatkan penjualan di China.

 

Startup EV Buatan China Xpeng dan Nio memiliki enam model SUV dan merek khusus EV yang diluncurkan oleh perusahaan mobil milik negara China, seperti Aion GAC juga mendorong SUV all-electric.

 

Mereka akan bersaing dengan 93 model SUV listrik yang ada di pasar yang menghasilkan 1,5 juta penjualan pada tahun 2022, dengan 10 merek teratas menghasilkan 84 persen, menurut analisis data Reuters dari Asosiasi Produsen Mobil China (CAAM).

 

Ada 76 SUV listrik pada tahun 2020 sebelum Tesla mulai memproduksi Model Y di China, dengan penjualan tahunan rata-rata hanya 3.000 unit.

 

Meskipun kenaikan harga kecil baru-baru ini, Model Y Tesla masih 20 persen lebih murah di China daripada awal Oktober, ketika pembuat mobil AS bergulat dengan meningkatnya persediaan.

 

Perang diskon

Xpeng, Leapmotor dan lainnya membalas dengan diskon mereka sendiri, sementara BYD menawarkan diskon sebesar 1.000 dolar AS untuk SUV Song Plus yang memimpin pasar, atau diskon sekitar 4 persen.

 

Mereka yang menolak memangkas harga pada model yang ada untuk melindungi nilai merek malah memilih untuk menawarkan harga awal yang lebih rendah dari perkiraan untuk model baru, bersama dengan jarak tempuh yang lebih jauh dan fitur mengemudi otonom yang lebih besar.

 

Misalnya, merek EV premium Geely, Zeekr memberi harga crossover kompak baru Zeekr X dari 27.500 dolar AS. Harga Zeekr X tersebut, 28 persen lebih murah daripada Model Y dan harga yang hampir sama dengan CR-V Honda.

 

Mitsubishi Motorsjuga mengatakan pekan lalu telah menangguhkan selama tiga bulan produksi SUV Outlander di China.

 

“Kenyataannya "brutal" untuk merek asing lama yang menargetkan pasar massal dengan SUV kecil dengan harga di bawah 40.000 dolar AS, seperti Ford,” kata Le dari Sino Auto Insights.

 

Kepala eksekutif Ford, Jim Farley, mengakui persaingan pasar yang ketat untuk EV dua baris bergaya SUV sebagai faktor yang mendorong ledakan ekspor mobil China.

 

"Itulah mengapa mereka menjadi besar di Eropa. Eropa adalah pasar ekspor premium. Mereka semua menuju ke sana," kata Farley pada bulan April setelah melakukan perjalanan ke China.

 

“Ford juga akan merestrukturisasi operasinya di China untuk mengubah salah satu usaha patungannya menjadi pusat ekspor untuk kendaraan listrik dan pembakaran komersial berbiaya rendah,” kata Farley pekan lalu.

 

General Motors, yang melihat laba dari China anjlok hampir seperempat di kuartal terakhir, membutuhkan EV baru agar sukses untuk membangun kembali pangsa pasarnya di China, tetapi tekanannya sangat kuat.

 

"China memiliki 100 merek kendaraan yang bersaing untuk penjualan dan tingkat pemanfaatan kapasitas 50 persen," kata Chief Executive General Motors Mary Barra.

 

Tesla dan Renault telah mengekspor SUV listrik buatan China mereka ke Eropa dalam skala besar. Tesla akan mulai mengirimkan crossover Model Y dari pabriknya di Shanghai ke Kanada, ekspor pertamanya ke Amerika Utara.

 

Pembuat mobil Cina memiliki rencana sendiri untuk meningkatkan penjualan SUV listrik ke Eropa.

 

Zeekr mengatakan akan membawa Zeekr X ke Eropa Barat sementara ekspor SUV Atto 3 BYD meningkat lebih dari dua kali lipat pada kuartal pertama karena mulai menerima pesanan di sana.

 

"Stylingnya (Atto 3) sesuai dengan posisi mengemudi yang lebih tinggi, ruang yang bagus," kata Mark Blundell, kepala pemasaran BYD di Inggris.

 

"Kami hanya merasa ini adalah titik awal yang baik bagi kami di Inggris." 

 

 

 

 

 

 

 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement