REPUBLIKA.CO.ID, AMSTERDAM -- Sebuah kelompok yang di antaranya berasal dari para pendukung Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang digolongkan teroris oleh pemerintah Turki pada Ahad (8/5/2023) menyerang para saksi partai politik dalam pemungutan suara untuk pemilu presiden dan parlemen Turki pada 14 Mei. Serangan ini berlangsung di ibukota Belanda, Amsterdam.
Kelompok yang juga terdiri dari para saksi partai dari Partai Hijau yang berhaluan kiri itu menyerang para saksi dari Aliansi Rakyat saat pemungutan suara ditutup di RAI Amsterdam Convention Centre.
Polisi segera mendatangi lokasi dan membubarkan penyerang dengan menggunakan pentungan dan anjing. Para penyerang meneriakkan slogan mendukung PKK dan pemimpin organisasi itu yang tengah dihukum, Abdullah Ocalan.
Polisi berhasil memulihkan keamanan di area tersebut sampai penghitungan suara berakhir dan kotak suara dimasukkan ke dalam karung serta disegel.
Proses pemungutan suara pemilu Turki di luar negeri sudah dimulai sejak 27 April. Pemilihan umum Turki digelar pada 14 Mei.
Dalam pemilihan presiden, rakyat Turki akan memilih antara Presiden Recep Tayyip Erdoganyang berusaha terpilih kembali, Kemal Kilicdarogluyang menjadi calon utama dari pihak oposisi, dan dua calon presiden lainnya, yakni Muharrem Incedan Sinan Ogan.
Selain itu, rakyat juga akan memilih para calon wakil rakyat dari 24 partai politik dan 151 calon independen yang memperebutkan total 600 kursi dalam parlemen Turki.