Senin 08 May 2023 15:24 WIB

Pakar: SEA Games Terkesan Suka-Sukanya Tuan Rumah

SEA Games semestinya dijadikan ajang multi event untuk target lebih tinggi.

Rep: Fitriyanto/ Red: Didi Purwadi
Maskot SEA Games 2023 Kamboja
Foto: cambodia2023
Maskot SEA Games 2023 Kamboja

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tuan rumah SEA Games sering kali sesukanya memasukkan cabang olahraga (cabor) dan nomor pertandingan demi meraih banyak medali emas dan menjadi juara umum. Meski, cabang olahraga tersebut tidak dipertandingkan di event lebih atasnya, yakni Asian Games atau bahkan Olimpiade.

"Iya betul, sekarang SEA Games menguntungkan tuan rumah. Selama ini SEA Games terkesan suka-suka tuan rumah," kata Pakar Manajemen Prestasi Olahraga Djoko Pekik kepada Republika.co.id, Senin (8/5/2023).

Pada SEA Games 2023, tuan rumah Kamboja memasukkan cabor baru, yakni chess xiangqi, xhess chaktrong, kun bukator, kun khmer, dance sports, floor ball, teqbal, dan obstacle Race. Tuan rumah saat ini memimpin sementara klasemen perolehan medali dengan 29 emas, 21 perak, dan 21 perunggu.

Djoko menyebut, SEA Games semestinya dijadikan ajang multi-event yang bertujuan untuk target lebih tinggi. Sehingga, penentuan cabor SEA Games harus nyambung dengan event di atasnya, yakni Asian Games dan Olimpiade. 

Perhelatan SEA Games sejatinya dijadikan sebagai ajang persiapan bagi para atlet Asia Tenggara menuju Asian Games dan puncaknya Olimpiade. "Kita sarankan SEA Games yang merupakan ajang multi-event, bertujuan ikut lebih tinggi, sehingga harus nyambung penentuan cabor dengan yang di atasnya Asian Games dan Olimpiade," ujarnya.

Djoko pun menyarankan SEA Games membangun sebuah sistem seperti Asian Games. Yakni SEA Games wajib menentukan olahraga wajibnya apa saja, mesti ada hak istimewa tuan rumah menentukan cabor.

"Syukur bisa seperti Olimpiade hanya 28 cabor, yang kemudian di Olimpiade Jepang berkembang 33 cabor. Namun, itu keputusan semua anggota IOC," ujarnya. "Pihak terkait merumuskan regulasi penentuan cabor wajib seperti apa dari sisi peserta juga batas minimal 8 negara dari 11 negara ASEAN yang ada. Semoga ke depan lebih baik." 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement