REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Surat Al Kafirun ayat 6 memiliki makna yang penting dipahami oleh setiap Muslim. Ayat ini mengandung tauhid yang perlu ditanamkan dalam-dalam oleh umat Muslim. Dan, tentu tidak pantas seorang Muslim membuat pelesetan terhadap ayat suci Alquran.
Imam Asy Syaukani dalam kitab tafsirnya, Fatḥ al-Qadir, mengulas tentang tafsir terhadap ayat 6 Al Kafirun. "Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku." (QS Al Kafirun ayat 6)
Dalam penjelasan Imam Asy Syaukani, kalimat 'lakum diinukum' yang memiliki arti 'untukmu agamamu', adalah untuk menegaskan ayat 2 dan ayat 4 Surat Al Kafirun.
Ayat 2 Surat Al Kafirun berbunyi "Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah." Sedangkan ayat 4 Al Kafirun berbunyi, "Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah."
Adapun lafadz 'waliyadiin' yang memiliki arti 'untukkulah agamaku' adalah penegasan dari ayat 5 Surat Al Kafirun, yang berbunyi, "Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah."
Imam Asy Syaukani kemudian menukil riwayat dari Ibnu Abbas, yang dikeluarkan oleh Ibnu Jarir, Ibnu Abi Hatim, dan Ath-Thabrani. Riwayat ini menjelaskan tentang cerita awal hingga kemudian diturunkan Surat Al Kafirun.
Dalam riwayat tersebut, dikatakan bahwa suatu ketika, orang Quraisy memanggil Nabi Muhammad SAW untuk diberi harta yang dengannya Nabi SAW akan menjadi orang terkaya di Makkah. Bahkan orang Quraisy juga bermaksud menikahkan Nabi SAW dengan banyak wanita yang beliau inginkan.
Orang-orang Quraisy itu berkata, "Ini untukmu, wahai Muhammad. (Tetapi) berhentilah menghina tuhan kami, dan jangan menyebut tuhan kami dengan sebutan yang buruk. Jika engkau tidak melakukannya, maka kami menawarkan sebuah kebiasaan yang dengannya engkau akan mendapat kemuliaan."
Nabi Muhammad SAW bertanya, "Apa itu?"
Orang-orang quraisy itu menjawab, "Engkau menyembah tuhan kami selama satu tahun, dan kami menyembah Tuhanmu selama satu tahun."
Masih dalam riwayat tersebut, Nabi Muhammad SAW kemudian berkata, "(Tunggu) sampai aku melihat apa yang datang kepadaku dari Tuhanku."
Setelah itu, turun wahyu dari Allah, yakni Surat Al Kafirun, dari ayat pertama hingga terakhir.
Kemudian, turun pula firman Allah SWT yaitu ayat 64-66 Surat Az Zumar:
"Katakanlah (Muhammad), 'Apakah kamu menyuruh aku menyembah selain Allah, wahai orang-orang yang bodoh?' Dan sungguh, telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu, 'Sungguh, jika engkau mempersekutukan (Allah), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah engkau termasuk orang yang rugi. Karena itu, hendaklah Allah saja yang engkau sembah dan hendaklah engkau termasuk orang yang bersyukur.'" (QS Az Zumar ayat 64-66)