REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Negara anggota Liga Arab telah sepakat untuk merangkul kembali Suriah sebagai anggota setelah melakukan pemungutan suara di Kairo, Mesir, pada Ahad (7/5/2023) lalu. Keanggotaan Damaskus di organisasi tersebut diketahui telah ditangguhkan sejak Suriah menghadapi konflik sipil pada 2011.
Penerimaan kembali Suriah sebagai anggota Liga Arab mengikuti prakarsa Yordania. Amman menyusun peta jalan untuk mengakhiri konflik sipil Suriah, mencakup penanganan masalah pengungsi, tahanan yang hilang, penyelundupan narkoba, dan milisi Iran di Suriah.
Yordania adalah tujuan serta rute transit utama captagon, yakni produk amfetamin yang sangat adiktif yang diproduksi di Suriah dan didistribusikan ke berbagai negara di kawasan. Yordania telah mengisyaratkan dapat mengambil tindakan sepihak untuk mengekang perdagangan captagon yang ditaksir bernilai miliaran dolar AS tersebut.
Seorang pejabat Yordania mengatakan Suriah perlu menunjukkan keseriusan dalam mencapai solusi politik. Sebab hal itu akan menjadi prasyarat untuk melobi pencabutan sanksi Barat. Penghapusan sanksi merupakan langkah penting untuk mendanai rekonstruksi di Suriah.
Dalam keputusan Ahad lalu disebutkan bahwa Yordania, Arab Saudi, Irak, Lebanon, Mesir, dan Sekjen Liga Arab akan membentuk kelompok menteri. Mereka bakal menjalin kontak dengan Pemerintah Suriah dan mencari solusi atas krisis Suriah lewat langkah-langkah timbal balik. Langkah-langkah praktis termasuk upaya berkelanjutan untuk memfasilitasi pengiriman bantuan di Suriah.
Ketika konflik di Suriah pecah pada 2011, Liga Arab memutuskan mendepak Damaskus sebagai anggota. Liga Arab mengecam Assad karena gagal bernegosiasi dengan pihak oposisi dan menggunakan kekuatan militer berlebihan untuk membungkam mereka. Sejak saat itu, Suriah dikucilkan oleh dunia Arab.