Senin 08 May 2023 21:30 WIB

Baca Dzikir Ini Saat Kendaraan Tergelincir

Dianjurkan membaca dzikir saat kendaraan tergelincir.

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Muhammad Hafil
 Baca Dzikir Ini Saat Kendaraan Tergelincir. Foto:  Alquran dan Dzikir (ILustrasi)
Baca Dzikir Ini Saat Kendaraan Tergelincir. Foto: Alquran dan Dzikir (ILustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA --Beberapa waktu lalu viral kendaraan bus tergelincir. Hingga saat ini masih dalam penyelidikan kepolisian setempat.

Musibah tak ada yang tahu akan terjadi kepad siapa saja. Rasulullah pun pernah mengalami kendaraan yang tergelincir.

Baca Juga

Saat kendaraan tergelincir, beliau menganjurkan untuk berdzikir. Mengutip Kitab Induk Doa dan Zikir Al Adzar, Imam An Nawawi,

Telah meriwayatkan dalam kitab Sunan Abu Dawud, dari Abi al Malih, seseorang dari kalangan tabi'in, dari seseorang bahwa dia berkata: "Aku membonceng Nabi saw., kemudian kendaraan beliau tergelincir, kemudian aku mengatakan: 'Celakalah syaitan. Kemudian beliau bersabda:

"Janganlah kau ucapkan celakalah syaitan, karena jika kamu mengatakan demikian, maka syaitan akan menjadi besar, sehingga dia seperti rumah dan mengatakan dengan kekuatanku. Akan tetapi katakanlah bismillah, jika kamu mengatakan demikian, maka syaitan mengecil bagaikan seekor lalat."

Dalam riwayat Abu Dawud, disebutkan dari Abu Malih dari seseorang yang pernah membonceng Nabi saw.

Kami telah meriwayatkan dalam kitab Ibnu Sunni dari Abi Malih dari bapaknya, dan bapaknya adalah seorang sahabat Nabi yang bernama Usamah berdasarkan keterangan yang benar dan masyhur, ada yang menyebutkan tidak demikian, kedua riwayat ini sahih dan muttasil, karena orang yang tidak disebutkan dalam riwayat Abu Dawud adalah seorang sahabat Nabi, dan semua sahabat Nabi adalah orang yang tepercaya, dan tidak mengapa atas ketidakjelasan namanya.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement