REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang astronaut dari Uni Emirat Arab (UEA) Sultan Al Neyadi mendapat kehormatan unik dan menciptakan sejarah pada 28 April 2023. Dia menjadi astronaut Muslim pertama yang berjalan kaki di ruang angkasa.
Dilansir di The Nation, Senin (8/5/2023), mengenakan peralatan keselamatan dan perlindungan luar angkasa yang diperlukan, ia muncul dari Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) untuk melakukan perjalanan ruang angkasa atau lebih tepatnya melayang di luar angkasa sebagai bagian dari misinya dalam 'Ekspedisi 69' yang lepas landas dari Pusat Antariksa Kennedy NASA , di Florida pada 2 Maret 2023.
Misinya terdiri dari aktivitas atau penugasan luar kendaraan (EVA) selama 6,5 jam yang melibatkan pengambilan konsol komunikasi frekuensi radio yang dimaksudkan untuk dibawa kembali ke bumi. Neyadi didampingi oleh Stephen Bowen dari NASA dan perjalanan mereka juga melibatkan beberapa pekerjaan dasar untuk memungkinkan ISS dilengkapi dengan panel surya baru, yang rencananya akan dikirim dari bumi dalam beberapa misi berikutnya.
Dia telah berlatih keras untuk lingkungan bulan dengan gravitasi rendah dengan menghabiskan lebih dari 55 jam di bawah air di kolam yang dirancang khusus di Houston Centre dan mendapatkan penghargaan pin emas NASA untuk para astronaut.
Dia ditetapkan tinggal di luar angkasa selama enam bulan dan melakukan 19 percobaan lagi menangani berbagai masalah tentang sakit punggung plus penanaman dan pertumbuhan tanaman di luar angkasa. Tapi perjalanannya telah menjanjikan UEA sebagai negara Muslim pertama yang memiliki astronaut dengan prestasi luar angkasa.
Discipline, focus, & adaptability I gained from #JiuJitsu have been invaluable to me on the ISS. Even in microgravity, the moves & postures I learned on Earth serve me well up here.
Oss! 🥋 What Jiu-Jitsu moves would you be interested in doing in space?#UAEJJF #FromMatsToStars pic.twitter.com/hQ0ZoHu7Oy
— Sultan AlNeyadi (@Astro_Alneyadi) May 4, 2023
Dia juga astronaut jangka panjang pertama Emirat dan yang kedua setelah Hazza Al Mansouri, yang terbang ke ISS dari Kosmodrom Baikonur di Kazakhstan pada 25 September 2019, untuk misi delapan hari. Dia juga melakukan beberapa eksperimen tentang penggunaan pengurangan gravitasi secara inovatif pada berbagai teknik industri.
Neyadi, juga berbagi dengan delapan Muslim lainnya termasuk empat dari wilayah Soviet dan Rusia dan empat dari KSA, Suriah, Malaysia dan Afghanistan, yang juga pernah mengunjungi luar angkasa.