REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kun Bokator tak ada hubungannya dengan Kun Aguero, pesepak bola Argentina yang gantung sepatu karena gangguan jantung. Kun Bukator adalah seni bela diri tradisional Kamboja. Olahraga ini dipercaya berumur lebih dari 1.000 tahun dan lahir pada masa kerajaan Khmer, yang wilayahnya meliputi sebagian besar Asia Tenggara.
Memiliki gaya yang anggun, menggabungkan pukulan siku, serangan tulang kering, kuncian dan bergulat, Kun Bakator menjalani debutnya di SEA Games hanya satu tahun setelah masuk dalam daftar Warisan Budaya Takbenda Kemanusiaan UNESCO.
Seni bela diri itu juga kini semakin berkembang setelah pada satu dekade terakhir hampir punah karena sangat sedikit praktisi Kun Bakator yang menyintas rezim Khmer Merah pada 1970-an. Namun seni bela diri tersebut telah memenangi hati warga Kamboja yang ingin melestarikan budaya mereka.
Tim Indonesia, di luar perkiraan banyak pihak, memberi kejutan bahkan mengalahkan atlet tuan rumah. Padahal atlet-atlet Merah-Putih hanya punya punya waktu singkat untuk melatih. Namun dasar pencak silat ternyata memudahkan untuk itu.
Pada hari keempat penyelenggaraan pesta olahraga se-Asia Tenggara itu, Indonesia membawa pulang tiga medali emas dari Kun Bokator.
Emas pertama Kun Bokator pada Senin (8/5/2023), diperoleh dari nomor Bare Hand Form Grup Putra dengan formasi Muhammad Martin Ramadhan, Tedi Hidayat, dan Sendiagi Putra. Tim tersebut mencatatkan skor 8,75 alias unggul 0,25 poin dari tim tuan rumah Kamboja.
Tak hanya tim putra, tim putri Indonesia untuk nomor yang sama juga mendapatkan emas. Rana Oktavia, Riva Hijriah, dan Eni Tri Susilowati tampil solid untuk Merah Putih dan unggul atas Kamboja dengan mengoleksi skor 8,5 sementara tim lawan dengan skor 8,33.
Kemudian ada Gema Nur Arifin dan Yazid Hanifam Kurniawan yang menyikat emas dari nomor Duo Group Performance Putra dengan skor 8,67, lagi-lagi mengungguli tim tuan rumah yang harus puas di posisi kedua dengan skor 8,5.
"Menyumbangkan medali emas ke-18 untuk Indonesia merupakan suatu kebanggaan tersendiri buat kami bertiga karena ini juga pertama kali kami menyumbangkan emas untuk Indonesia," kata Riana ditemui pewarta Antara di Chroy Changvar Convention Center Phnom Penh, Kamboja.
Para atlet Indonesia memiliki waktu hanya enam bulan untuk mempersiapkan diri untuk berlaga di SEA Games tahun ini.
"Jujur tidak menyangka karena ini olahraga asli Kamboja. Jadi, rasanya kayak rezeki dan alhamdulillah kami sudah melakukan yang terbaik, hasilnya memuaskan, dan ini memang hasil yang kami inginkan," ujar Eni.
Indonesia nyaris membawa pulang satu emas lagi dari kun bokator nomor tanding kelas 65kg. Namun atlet nasional Yudi Cahyadi yang melawan perwakilan dari Vietnam diputuskan kalah 1-2 dari rivalnya dengan mengejutkan di partai final. Meski ia tampil begitu mendominasi dalam tiga ronde, rupanya banyak pukulan Yudi yang dinilai juri tidak masuk poin.
Baca juga : Hattrick Emas SEA Games Voli Putra Bakal Dijadikan Bekal Indonesia Bersinar di Level Asia