Selasa 09 May 2023 10:54 WIB

Indef Wanti-Wanti Dampak Gagal Bayar Utang AS

Indef menyoroti ekspor-impor yang menunjukkan pengaruh AS ke ekonomi Indonesia.

Red: Fuji Pratiwi
Pekerja beraktivitas di dekat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (10/11/2022). Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad mengingatkan pemerintah menyiapkan langkah antisipasi terkait dampak gagal bayar utang Amerika Serikat (AS).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Pekerja beraktivitas di dekat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (10/11/2022). Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad mengingatkan pemerintah menyiapkan langkah antisipasi terkait dampak gagal bayar utang Amerika Serikat (AS).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad mengingatkan pemerintah agar menyiapkan langkah antisipasi terkait dampak gagal bayar utang Amerika Serikat (AS).

"Kalau AS tidak membayar utangnya, pasti resesinya akan makin buruk dan otomatis kita terdampak. Ini harus diperhatikan," kata Tauhid dalam diskusi Indef yang dipantau secara virtual di Jakarta, Senin (8/5/2023).

Baca Juga

Ia menyoroti sektor ekspor-impor yang menunjukkan pengaruh AS terhadap perekonomian Indonesia. Tauhid menampilkan data ekspor-impor nonmigas Kementerian Perdagangan yang memperlihatkan bahwa ekspor ke AS menunjukkan penurunan, sementara impor mengalami peningkatan.

Ekspor nonmigas ke AS, sebagai salah satu mitra dagang utama, pada Januari hingga Februari 2022 tercatat sebesar 4,9 miliar dolar AS. Kemudian, nilainya turun 22,14 persen menjadi 3,5 miliar dolar AS pada periode yang sama tahun 2023. Sementara itu, kontribusi ekspor AS terhadap kinerja ekspor Indonesia sebesar 9,41 persen.