REPUBLIKA.CO.ID, LABUAN BAJO -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memastikan sirene tsunami yang dipasang di Puncak Waringin, Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, berfungsi baik selama pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi ke-42 ASEAN yang berlangsung 9 sampai 11 Mei di Labuan Bajo.
"Kami sudah cek, suaranya bisa terdengar jelas dengan radius lebih dari satu kilometer," kata Koordinator Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Suci Dewi Anugrah di Stasiun Meteorologi Komodo Labuan Bajo, Manggarai Barat, Selasa.
Sirene tsunami di Labuan Bajo dipasang dan diaktifkan pada Desember 2021 untuk menyampaikan peringatan dini mengenai bahaya tsunami.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Manggarai Barat serta Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Labuan Bajobertanggung jawab menyalakan sirene tsunami sesuai dengan standar operasional yang ditetapkan.
"Dengan bunyi sirene maka masyarakat dapat melakukan evakuasi," kata Suci.
Selain memasang sirene tsunami, BMKG menyiapkan tampilan informasi mengenai gempa dan tsunami diBPBD Manggarai Barat dan Kantor SAR Manggarai Barat.
"Display tersebut bisa menerima informasi gempa bumi dan tsunami realtime," kata Suci.
RangkaianKonferensi Tingkat Tinggi ke-42 ASEAN telah dimulai dengan Senior Official Meeting di MICE Golo Mori Labuan Bajo pada Senin (8/5/2023). Para kepala negara anggota ASEAN dijadwalkan tiba di Labuan Bajo pada Selasa.