REPUBLIKA.CO.ID, MALANG – Setiap tahun Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) terus mengirim anggota akademikanya untuk mengikuti pertukaran ke berbagai benua, termasuk ke Eropa.
Melalui Erasmus+ Programme of Staff Training Mobility, staff UMM, Wahyu Widi Astutik berkesempatan mendapatkan pelatihan staf selama satu pekan pada April lalu di Lublin University of Technology, Polandia.
Perempuan disapa Widi ini menyatakan, program ini merupakan hasil kerja sama antara Uni Eropa pada platform Erasmus+ Programme dengan UMM yang sudah terjalin cukup lama.
UMM menjadi satu-satunya kampus di Indonesia yang mendapatkan kesempatan beasiswa program pelatihan ini.
"Tentunya masih harus mengikuti seleksi kemampuan berbahasa Inggris sebagai salah satu dasar untuk berkomunikasi,” ungkap Widi.
Perempuan asal Pasuruan itu juga menceritakan aktivitasnya selama mengikuti pelatihan. Pada hari pertama dan kedua, kegiatan dibuka dengan perkenalan dan juga campus tour, mengelilingi gedung kampus, perkantoran dan juga laboratorium. Kemudian pada hari berikutnya mengikuti pertemuan dengan bagian manajemen perkantoran dan departemen arsip dari kampus Lublin.
Widi mengaku banyak belajar terkait administrasi kantor, keuangan dan tata kelola pengarsipan di universitas tersebut.
Kampus tersebut memiliki regulasi sangat jelas, detail dan semua diatur sedemikian rinci. Hal ini bertujuan agar meminimalkan kesalahan pegawai dan mengurangi celah kelalaian dalam melakukan tugas pokok dan fungsinya.
Widi juga mengungkapkan program ini memberikannya pengalaman baru dan juga kesempatan untuk mengunjungi museum, kota tua dan taman di beberapa kota di Polandia.
Dia terpesona dengan tatanan kota serta arsitektur Kota Lublin dan Warsaw yang rapi serta bersih.
Di semua bahu jalan, kata dia, selalu ada taman untuk mengimbangi polusi udara. Fasilitas kendaraan umum juga banyak disediakan.
"Sehingga kita tidak perlu khawatir jika bepergian dan tentunya wilayah mereka ramah untuk pejalan kaki," jelasnya dalam keterangan pers yang diterima Republika.co.id
Budaya kerja di negara tersebut juga sangat humanis. Hal ini waktu kerja dimulai dari pukul 10.00 sampai 14.00. Dia menilai semua orang bekerja dengan sangat tekun dan disiplin.
Meskipun demikian, perempuan yang memiliki hobi membaca itu sempat mendapat perlakuan yang tidak mengenakan dari warga lokal karena kerudung yang dia kenakan.
Beberapa orang masih berpikir dirinya membawa ancaman islamisasi. Beberapa kali dia juga sempat diteriaki dan dicibir.
Baca juga: Shaf Sholat Campur Pria Wanita di Al Zaytun, Ustadz Adi Hidayat Jelaskan Hukumnya
Dia juga sempat mengalami pengalaman unik juga selama di Polandia. Dia bertemu dengan orang yang membawa anjing dan orang tersebut menyuruh anjingnya untuk mengecek Widi apakah membahayakan atau tidak.
Saat anjingnya mendekat, Widi mengatakan kalau dia hanya orang biasa sehingga tidak perlu diperiksa dengan anjing. Setelah itu, mereka pun pergi meninggalkan Widi.
Selanjutnya, perempuan asal Pasuruan ini berharap ada lebih banyak lagi kesempatan bagi para staf UMM untuk bisa mengikuti program seperti ini.
Dengan demikian, segenap sivitas akademika di UMM dapat membangun kolaborasi dan kerjasama lain. Kemudian juga dapat membuka kesempatan agar bisa mengembangkan potensi dan meningkatkan kualitas SDM.