Selasa 09 May 2023 14:41 WIB

Gelombang Pasang Air Laut Percepat Pencairan Gletser Greenland

Pencairan ini terjadi di sebagian besar Greenland

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
Greenland
Foto: greenland.go
Greenland

REPUBLIKA.CO.ID, CALIFORNIA -- Penelitian terbaru menemukan gelombang pasang harian dengan air yang semakin menghangat melebarkan lubang di Washington Monument, gletser utama Greenland beberapa tahun terakhir. Hal ini mempercepat kemunduran gleser.

Ilmuwan khawatir fenomena ini tidak terbatas pada satu gletser ini. Menimbulkan pertanyaan mengenai proyeksi pencairan lapisan es dunia yang rentan.

Gletser cepat meleleh dalam penelitian ini berada di Gletser Petermann di Greenland. Pencairan ini terjadi di sebagian besar Greenland dan bahkan lebih luas lagi di lapisan es di Antartika. Penelitian Proceedings of the National Academy of Sciences mengungkapkan ketika es dunia mencair maka permukaan air laut naik dua kali lipat.

"Ini berita buruk," kata glasiolog dari University of California Irvine, Eric Rignot penulis penelitian ini, Selasa (9/5/2023).

"Kami tahu proyeksi saat ini terlalu konservatif, kami tahu proyeksi itu tidak cocok dengan rekor pencairan saat ini," tambahnya. Ia mengatakan temuan terbaru atas konsekuensi aktivitas gelombang pasar berpotensi melipatgandakan proyeksi pencairan es dunia.

 

Penelitian ini meneliti semua area penting gletser di lapisan es. Titik di mana gletser berubah dari sebuah pulau menjadi bongkahan es yang mengambang di atas air. Penelitian sebelumnya juga menunjukkan titik ini merupakan titik yang cepat mencair.

Penelitian mengatakan Petermann berada di tempat terpencil yang hanya pernah dikunjungi segelintir orang dan tidak ada perkemahan. Zona garis penting di sana sepanjang satu kilometer lebih dan dapat mencapai 6 kilometer.  

Rignot mengatakan sebelumnya ilmuwan mengira gelombang pasang harian tidak berpengaruh besar pada pencairan. Salju akan menutupi hilangnya es karena gelombang pasar. Tapi karena perubahan iklim kini luat semakin hangat sehingga gelombang pasar menjadi "mekanisme yang sangat kuat."

"Air laut sebenarnya mengalir lebih jauh di bawah lapisan es (dibandingkan yang diperkirakan sebelumnya), beberapa kilometer bukan ratusan meter," kata Rignot.

"Dan air sangat hangat dan mampu mencairkan gletser dengan kuat dan ini merupakan bagian paling sensitif dari gleser," katanya.

Dengan menggunakan satelit tim Rignot menemukan rongga setinggi 204 meter di dalam garis cair dengan tingkat pencairan 50 persen lebih tinggi dibanding tiga tahun sebelumnya dari 2016 sampai 2019. Model perkiraan sebelumnya tidak ada pencairan di garis itu.

Rignot mengatakan pencairan di Petermann lebih cepat dibandingkan beberapa tahun sebelumnya dan dibanding bagian lain di Greenland. Rignot mengungkapkan teori, mungkin karena letaknya jauh di utara sehingga air yang mencairkan gletser berasal dari Atlantik Utara dan butuh waktu lama bagi air hangat untuk tiba di sana.

Rignot mengeksplorasi Petermann pada bulan ini untuk melakukan pengukuran lapangan dengan menggunakan ultrasound. Ia belum pernah ke sana sejak 2006, satu dekade sebelum perubahan tertangkap gambar satelit.

Rignot mengatakan saat tiba ia menemukan pencairan lebih cepat dibandingkan perkiraan sebelumnya. Ia menyadari pergerakan gletser membuatnya seperti makhluk hidup.

"Bila anda berdiri atau tidur di atas lapisan es itu anda akan terus mendengar suara, suara keras dari dalam retakan yang sedang terbentuk, di sanalah konsep gletser hidup mempengaruhi anda," katanya.

sumber : AP
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement