REPUBLIKA.CO.ID, JAKATA— Setan punya cara tersendiri untuk menyesatkan para pencari ilmu serta orang-orang yang berilmu ('alim).
Sebab sejatinya setan adalah salah satu makhluk Allah SWT yang memiliki banyak pengetahuan. Dengan itu, dia banyak menyesatkan para penuntut ilmu dan orang-orang 'alim.
Syekh al-Imam Abu Hamid Muhammad bin Muhammad bin Muhammad al-Ghazali ath-Thusi atau Imam al-Ghazali dalam kitab Bidayat al-Hidayah memaparkan bagaimana sepak terjang setan dalam upayanya menyesatkan para penuntut ilmu dan orang-orang 'alim.
Dalam penjelasannya, Imam al-Ghazali mengatakan bahwa ketika seorang penuntut ilmu menunda-nunda, mengakhirkan atau malas dari mengaji atau mengamalkan nasihat-nasihat yang merupakan petunjuk bagi para pencari ilmu yakni khususnya dalam kitab Bidayat al-Hidayah, maka sejatinya orang yang mencari ilmu itu diliputi nafsu amarah yang memerintahkan kepada kejelekan.
Maksudnya dia menuntut ilmu didorong karena nafsu yang jelek yang merupakan upaya setan dalam menyesatkan para pencari ilmu, contohnya mencari ilmu dengan niat berbangga-banggaan, agar dihormati, agar kaya dan lainnya sehingga seolah-olah orang tersebut terkesan bagus atau baik karena menjadi penuntut ilmu, tetapi sebetulnya jelek karena dalam mencari ilmu dilandasi niat dan nafsu yang buruk.
Yakni agar dihormati, agar dipuja, agar jadi kaya, agar disebut orang 'alim, agar bisa mengalahkan orang lain, agar bisa berbangga-banggaan, dan agar bisa meraih kedudukan dan kekayaan dunia.
وإن صادفت قلبك عند مواجهتك إياها بها مسوفا، وبالعمل بمقتضاها مماطلا؛ فاعلم أن نفسك المائلة إلى طلب العلم هي النفس الأمارة بالسوء، وقد انتهضت مطيعة للشيطان اللعين ليدليك بحبل غروره؛ فيستدرجك بمكيدته إلى غمرة الهلاك، وقصده أن يروج عليك الشر في معرض الخير حتى يلحقك (بِالأخسَرينَ أَعمالاً، الَّذين ضَلَ سَعيُهُم في الحَياةِ الدُنيا وَهُم يَحسَبونَ أَنَّهُم يُحسِنونَ صُنعا) .
"Bila kamu mendapati hatimu ketika kamu menghadapi (mengaji kitab Bidayat al-Hidayah) menunda-nunda (malas), dan melakukan yang dianjurkan diterapkan (dalam kitab Bidayat al-Hidayah) itu mengakhirkan, maka ketahuilah sesungguhnya keinginan kamu yang condong dalam mencari ilmu itu adalah nafsu amarah bi su' (nafsu yang memerintahkan kepada kejelekan). Sungguh kamu bangkit (dengan nafsu amarah bi su) karena taat kepada setan yang terlaknat, untuk menjeratmu dengan jaring bujuk rayunya, maka mengarahkan setan dengan tipu dayanya kepada kerusakan. Tujuannya setan itu agar melarikan kejelekan padamu dalam penampakan yang baik. Sehingga setan menyusulmu, dengan orang-orang yang sangat merugi amalnya, yaitu orang yang sesat upayanya di dalam kehidupan dunia, dan mereka mengira mereka itu melakukan pekerjaan yang baik)," kata Imam al-Ghazali dalam Bidayat al-Hidayah.
Lebih lanjut Imam al-Ghazali menjelaskan tentang begitu semangatnya setan untuk menjerumuskan para pencari ilmu dan orang alim dengan cara menunjukkan berbagai ilmu pada mereka sehingga orang-orang itu memahami banyak ilmu dan menjadi sombong dan berbangga diri sebab keutamaan orang yang berilmu.
Orang-orang tersebut hanya mengingat hadits-hadits tentang keutamaan orang-orang yang berilmu, namun lupa dengan hadits-hadits yang menjelaskan kewajiban orang yang berilmu untuk menerapkan pada dirinya dan memberi manfaat kepada orang lain.
وعند ذلك يتلو عليك الشيطان فضل العلم ودرجة العلماء، وما ورد فيه من الأخبار والآثار. ويلهيك عن قوله صلى الله عليه وسلم:
(Dan saat dibujuk setan, setan membacakan keutamaannya ilmu dan derajatnya ulama. Dan perkara yang menjelaskan dari riwayat-riwayat dan atsar, dan setan melalaikanmu dari sabda nabi SAW:
من ازداد علما ولم يزدد هدى، لم يزدد من الله إلا بعدا “Siapa orang yang tambah ilmunya dan tidak tambah petunjuknya, maka tidak tambah baginya kepada Allah kecuali kejauhan.””
(أشد الناس عذابا يوم القيامة عالم لم ينفعه الله بعلمه) “Sepedih-pedihnya siksaan pada manusia pada hari Kiamat itu orang alim yang tidak diberi manfaat oleh Allah padanya terhadap ilmunya.” Wallahu'alam.