REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG — Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung masih berupaya mengatasi penumpukan sampah di sejumlah tempat pembuangan sementara (TPS). Menurut Pelaksana Harian (Plh) Wali Kota Bandung Ema Sumarna, TPS yang sampahnya melebihi daya tampung itu sudah berkurang.
Sebelumnya dilaporkan terjadi penumpukan sampah di 55 dari 135 TPS di wilayah Kota Bandung, yang merupakan akumulasi momen Lebaran. “Informasi dari Kepala DLH (Dinas Lingkungan Hidup), dari 55 TPS yang ditutup karena overload itu, sekarang sudah tersisa 33. Sisanya (22 TPS) sudah kembali normal,” kata Ema, saat meninjau TPS di Jalan Banten, Kota Bandung, Selasa (9/5/2023).
Penumpukan sampah di puluhan TPS itu disebut karena ada kendala di tempat pembuangan akhir (TPA) Sarimukti, Kabupaten Bandung Barat. Dalam upaya menangani penumpukan sampah itu, menurut Ema, ada kendala juga dari sisi kendaraan pengangkut sampah.
“Kalau Sarimukti sudah bisa seratus persen dan sudah optimal, maka akan kita gencarkan pengangkutan, walaupun memang kapasitas armadanya hanya enam kubik, tidak bisa kapasitas terlalu besar karena infrastrukturnya tidak mencukupi,” kata Ema.
Ema mengatakan, berdasarkan informasi dari gubernur Jawa Barat, kondisi di TPA Sarimukti saat ini lebih baik. Karena itu, ia berharap pengangkutan sampah di TPS bisa optimal.
“Tadi kita dengar langsung dari Pak Gubernur bahwa di sana (TPA Sarimukti) ada progres yang cukup signifikan, sehingga nanti sampah yang tertumpuk bisa segera diangkut dan 1.200 ton gunung sampah di Kota Bandung juga bisa teratasi,” kata Ema.
Sebagai solusi sementara untuk menangani tumpukan sampah di TPS, Pemkot Bandung memanfaatkan lahan di Cicabe untuk menjadi TPA darurat. Ema menilai, TPA darurat ini dapat membantu mengurangi tumpukan sampah di TPS.
“Syukurnya itu sudah lahan milik pemkot yang direaktivasi. Karena, kalau kita tidak ambil tindakan, maka sampah akan terus menggunung dan menjadi persoalan yang lebih besar. Jangan sampai kejadian 2005 terulang dan Bandung dijuluki kota sampah atau kota terkotor, jangan sampai lah,” kata Ema.
Kepala DLH Kota Bandung Dudy Prayudi mengatakan, untuk mengatasi penumpukan sampah di TPS, ada kendala terkait alat berat. Menurut dia, masih banyak TPS yang merapikan dan memindahkan sampah dengan cara manual.
“Salah satu kendalanya adalah terbatasnya jumlah alat berat. Kalau dilakukan secara manual itu membutuhkan waktu lama. Makanya, karena alat terbatas, sehingga digilir dari satu TPS ke TPS lain,” kata Dudy.