REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Kantor berita KCNA melaporkan Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un mengatakan Rusia "akan menang" dalam perang melawan apa yang ia sebut "imperialis." Pernyataan ini tampaknya ditujukan untuk Ukraina dan sekutu-sekutunya di Barat seperti Amerika Serikat (AS).
Korut mempererat hubungannya dengan Kremlin dan mendukung Moskow dalam invasinya ke Ukraina tahun lalu. Termasuk aneksasi wilayah Ukraina yang sebagian besar anggota PBB kecam sebagai tindakan ilegal.
"Kami menyampaikan harapan untuk anda, angkatan bersenjata dan rakyat Rusia untuk perang suci mereka memelihara perdamaian dunia," kata Kim dalam suratnya untuk Presiden Rusia Vladimir Putin seperti dikutip KCNA, Selasa (9/4/2023).
Kim juga mengucapkan selamat pada Putin atas peringatan Hari Kemenangan yang merayakan kemenangan atas Nazi Jerman tahun 1945. Ia mengatakan Rusia akan terus melindungi "otonomi" dan "stabilitas di kawasan."
Sementara Presiden Jepang Fumio Kishida berkunjung ke Seoul untuk membalas kunjungan Presiden Yoon ke Tokyo bulan Maret lalu. Kedua negara hendak menutup perselisihan historis yang mendominasi hubungan Korsel-Jepang selama puluhan tahun.
Profesor hubungan internasional Korea University Shin-wha Lee mengatakan fokus pertemuan ini tampaknya pada kerja sama pertahanan dalam menghadapi ancaman nuklir Korut.
"Dengan kerangka kerja 'Deklarasi Washington' yang menguraikan rencana untuk memperkuat pencegahaan, Korea akan mengeksplorasi cara untuk memperkuat upaya kolaborasi dengan Jepang," katanya.
"Kami memiliki banyak kesempatan untuk bekerja sama dalam upaya mengatasi ancaman Korea Utara dan keamanan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka," kata Kementerian Luar Negeri Jepang.
Ketegangan antara Washington dan Beijing terjadi ketika Cina semakin menegaskan klaimnya terhadap Taiwan dan di Laut Cina Selatan. Sementara Amerika Serikat (AS) menopang sekutu-sekutunya di seluruh Asia-Pasifik.