REPUBLIKA.CO.ID, LABUAN BAJO - Perdana Menteri Timor Leste untuk pertama kali menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) setelah negara itu diterima secara prinsip sebagai anggota ke-11 organisasi regional tersebut.
Perdana Menteri Timor Leste Taur Matan Ruak tiba di Bandara Internasional Komodo, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa (9/5/2023).
PM Ruak akan berpartisipasi dalam KTT ke-42 ASEAN dalam kapasitas sebagai peninjau (observer), dan dijadwalkan melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Indonesia Joko Widodo di sela-sela KTT.
Status Timor Leste menjadi salah satu pembahasan para menteri luar negeri ASEAN dalam pertemuan Dewan Koordinasi ASEAN (ASEAN Coordinating Council/ACC) pada Selasa, yang juga dihadiri Menlu Timor Leste Adalijza Magno.
Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi mengatakan bahwa pertemuan ACC membahas antara lain rekomendasi terkait peta jalan bagi Timor Leste untuk mendapatkan status keanggotaan penuh.
"Saya percaya kita dapat menyetujui rekomendasi peta jalan ini dan membantu saudara-saudara kita di Timor Leste," kata Retno.
"Kami siap untuk berkontribusi membantu agar mendapat keanggotaan penuh," ujar dia.
Timor Leste secara resmi mengajukan diri untuk menjadi anggota ASEAN pada 2011, tetapi baru disetujui pada KTT di Phnom Penh, Kamboja pada November tahun lalu.
PM Ruak juga sempat menyambangi Indonesia pada 13 Februari lalu saat melakukan kunjungan resmi, dan diterima langsung oleh Presiden RI Joko Widodo di Istana Kepresidenan di Bogor, Jawa Barat.
Presiden Jokowi mengemukakan bahwa Indonesia, yang menjalankan Keketuaan ASEAN 2023, tengah mempersiapkan peta jalan untuk keanggotaan penuh Timor Leste di dalam ASEAN.
Peta jalan tersebut merupakan langkah yang harus ditempuh Timor Leste untuk partisipasi penuh, termasuk perjanjian atau traktat yang ada dalam tiga pilar ASEAN; politik keamanan, ekonomi, dan sosial budaya.
Peta jalan itu diharapkan dapat disepakati ACC sebelum diserahkan kepada para pemimpin ASEAN dalam KTT nanti untuk kemudian diadopsi oleh negara-negara anggota.
ASEAN didirikan pada 8 Agustus 1967 di Bangkok, Thailand, dan saat ini beranggotakan 10 negara, yaitu Indonesia, Thailand, Malaysia, Singapura, Filipina, Brunei Darussalam, Kamboja, Laos, Myanmar, dan Vietnam.