REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan kinerja Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) terus menunjukan perkembangan yang baik. Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar mengatakan, pendapatan premi asuransi komersial selama periode Januari hingga Maret 2023 mencapai Rp 78,50 triliun.
Sementara itu, nilai outstanding piutang pembiayaan pada Maret 2023 tercatat sebesar Rp 435,53 triliun. "Angka ini tumbuh 16,35 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya," kata Mahendra dalam Konferensi Pers Hasil Rapat Berkala KSSK II 2023, Senin (8/5/2023).
Mahendra menjelaskan, hal tersebut didorong oleh pembiayaan modal kerja yang tumbuh 34,25 persen. Sementara investasi juga tumbuh sebanyak 19,14 persen.
Selanjutnya, Mahendra menuturkan, profil risiko lembaga pembiayaan tetap terjaga dengan rasio Non-Performing Financing (NPF) juga stabil pada level 2,37 persen. Sektor dana pensiun juga tercatat mengalami pertumbuhan aset sebesar 4,74 persen dengan nilai aset mencapai Rp 350,08 triliun.
"Permodalan di sektor IKNB juga terjaga dengan Risk Based Capital (RBC) asuransi jiwa dan asuransi umum dan reasuransi mencapai 460,06 persen dan 315,79 persen, berada di atas threshold 120 persen," ungkap Mahendra.
Lalu di pasar saham, Mahendra mengatakan, IHSG per 28 April 2023 menguat 0,95 persen secara year to date. Hal tersebut didukung inflow investor nonresiden Rp 18,91 triliun.
Mahendra menambahkan, penghimpunan dana melalui pasar modal melanjutkan pertumbuhan yang baik. "Hingga akhir April 2023 dana yang dihimpun tercatat sebesar Rp 84,01 triliun dengan jumlah emiten baru tercatat sebanyak 33 emiten," jelas Mahendra.
Sementara pada pipeline, Mahendra mengatakan terdapat 115 rencana penawaran umum dengan nilai sebesar Rp 135,31 triliun. Menurutnya, tren pertumbuhan jumlah investor juga terus berlanjut dengan jumlah investor pasar modal mencapai 10,88 juta investor per April 2023.