Rabu 10 May 2023 14:08 WIB

Pendukung Mantan PM Pakistan Imran Khan Gelar Aksi Protes

Aksi ini berlangsung setelah Imran Khan ditahan dalam kasus korupsi.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Pendukung mantan perdana menteri Pakistan, Imran Khan berencana melakukan aksi protes ke Islamabad pada Rabu (10/5/2023). Aksi ini berlangsung setelah Khan ditahan dalam kasus korupsi.
Foto: AP
Pendukung mantan perdana menteri Pakistan, Imran Khan berencana melakukan aksi protes ke Islamabad pada Rabu (10/5/2023). Aksi ini berlangsung setelah Khan ditahan dalam kasus korupsi.

REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Pendukung mantan perdana menteri Pakistan, Imran Khan berencana melakukan aksi protes ke Islamabad pada Rabu (10/5/2023). Aksi ini berlangsung setelah Khan ditahan dalam kasus korupsi.

Aksi protes para pendukung Khan menimbulkan kekhawatiran terjadinya bentrokan dengan pasukan keamanan. Layanan data seluler di Pakistan ditutup. Sementara Twitter, YouTube, dan Facebook juga ditangguhkan. Televisi menyiarkan liputan kekerasan yang meletus pada Selasa (9/5/2023).

Baca Juga

Pihak berwenang di tiga dari empat provinsi Pakistan telah memberlakukan perintah darurat yang melarang semua pertemuan, setelah pendukung Khan bentrok dengan polisi. Khan ditangkap pada Selasa oleh badan antikorupsi Pakistan. Polisi mengatakan, sidang pengadilan akan berlangsung di wisma polisi tempat Khan ditahan.

Penangkapan itu terjadi sehari setelah militer Pakistan menegur Khan karena berulang kali menuduh seorang perwira militer senior mencoba merekayasa pembunuhannya. Khan juga menuding mantan panglima angkatan bersenjata berada di balik pencopotannya dari kekuasaan tahun lalu.  Sebagai tanggapan, partai Khan, Pakistan Tehreek-e-Insaf (PTI) menyerukan penutupan di seluruh negeri.

Para pendukung Khan bentrok dengan polisi di banyak kota dan menyerbu gedung-gedung militer di Lahore dan Rawalpindi. Pendukung Khan di Provinsi Khyber Pakhtunkhwa diminta berkumpul pada Rabu pagi di Kota Swabi untuk berangkat ke Islamabad sebagai bagian dari konvoi.

Wakil Ketua PTI, Shah Mahmood Qureshi mengatakan, pimpinan senior partai berada di Islamabad untuk bertemu Khan. Mereka akan mendekati Mahkamah Agung untuk menantang perintah Pengadilan Tinggi Islamabad yang menganggap penangkapan Khan sah.

"Kami terus memanggil pekerja keluarga PTI, pendukung dan orang-orang Pakistan ke jalan untuk melakukan protes damai terhadap perilaku inkonstitusional ini," tulis Qureshi di Twitter.

Seorang juru bicara polisi pada Rabu mengatakan kepada Reuters, Khan tidak akan dibawa ke pengadilan dan sidang yang dijadwalkan akan dilakukan di lokasi di mana dia ditahan di area garis polisi Islamabad. Sedikitnya satu orang tewas pada Selasa dan 12 lainnya cedera, termasuk enam petugas polisi, dalam bentrokan di selatan Kota Quetta.

Khan digulingkan sebagai perdana menteri pada April 2022 dalam mosi tidak percaya di parlemen. Khan terus melakukan kampanye untuk melawan penggulingannya, kendati dia terluka dalam serangan pada November saat dia memimpin pawai protes ke Islamabad untuk menyerukan pemilihan umum cepat.

Penangkapannya terjadi pada saat rakyat Pakistan menghadapi krisis ekonomi terburuk dalam beberapa dasawarsa. Pakistan mencatat rekor inflasi tertinggi.  Paket dana yala nyan oleh Dana Moneter Internasional (IMF) telah tertunda selama berbulan-bulan, kendati cadangan devisa hampir tidak cukup untuk menutupi impor sebulan.

Kasus korupsi adalah salah satu dari sekitar 100 kasus yang dituduhkan terhadap Khan sejak penggulingannya setelah empat tahun berkuasa. Khan menghadapi larangan memegang jabatan publik jika terbukti bersalah. Sementara pemilihan nasional dijadwalkan pada November.

Pertikaian politik biasa terjadi di Pakistan. Sejauh ini belum ada perdana menteri yang memenuhi masa jabatan penuh dan militer telah memerintah hampir setengah dari sejarah negara itu.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement