Rabu 10 May 2023 15:09 WIB

Warga AS tak Puas Kinerja Biden, Angka Dukungan Capai Titik Terendah

Dukungan pada Presiden Amerika Serikat Joe Biden berada di angka 40 persen

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
Jajak pendapat terbaru menunjukkan angka dukungan pada Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden berada di angka 40 persen, mendekati titik terendah selama masa jabatannya.
Foto: EPA-EFE/MICHAEL REYNOLDS
Jajak pendapat terbaru menunjukkan angka dukungan pada Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden berada di angka 40 persen, mendekati titik terendah selama masa jabatannya.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Jajak pendapat terbaru menunjukkan angka dukungan pada Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden berada di angka 40 persen, mendekati titik terendah selama masa jabatannya. Rakyat Amerika tampaknya tidak puas dengan langkahnya mengatasi imigrasi dan inflasi.

Pada Rabu (10/5/2023) Reuters/Ipsos merilis hasil jajak pendapat tiga hari yang berakhir Ahad (7/5/2023) lalu. Hasilnya dukungan pada Biden sedikit naik dibandingkan bulan lalu yang sebesar 39 persen. Margin of error jajak pendapat ini tiga persen.

Baca Juga

Ekonomi masih menjadi perhatian terbesar responden di tengah inflasi tinggi yang memaksa bank sentral menahan lonjakan harga dengan menaikan suku bunga. Sehingga cicilan rumah dan mobil menjadi lebih mahal.

Berakhirnya peraturan Covid-19 yang menahan warga negara asing menyeberang ke AS untuk mencari suaka menjadi perhatian responden. Terjadi antrian panjang imigran di Kota Tijuana, Meksiko, untuk masuk ke AS, sejak masa berlaku peraturan habis.

Jajak pendapat Reuters/Ipsos menemukan 54 persen yang antara lain 77 persen pendukung Partai Republik dan 34 persen pendukung Partai Demokrat menolak kenaikan jumlah imigran yang diizinkan masuk ke AS setiap tahun. Hanya 26 persen yang setuju dengan langkah Biden mengatasi imigrasi.

Sekitar 66 persen respon mendukung pengiriman tentara aktif ke perbatasan untuk membantu petugas Patroli Perbatasan. Pada bulan ini Pentagon mengumumkan pemerintah Biden akan mengirimkan 1.500 tentara tambahan sementara untuk mengamankan perbatasan sebagai persiapan dicabutnya peraturan Covid-19.

Presiden ingin maju lagi untuk menjabat di periode berikutnya dan imigrasi menjadi isu penting di pemilihan mendatang. Partai Republik menuduhnya terlalu lunak dalam isu imigrasi meski pemerintah Biden berencana mengirimkan tentara ke perbatasan.

Pesaing utama Biden, mantan presiden Donald Trump menjadikan penindakan keras imigrasi ilegal sebagai prioritas pemerintahannya. Partai Republik juga mengkritik anggaran pengeluaran Biden yang naik dalam beberapa tahun terakhir saat pemerintah mengatasi pandemi Covid-19.

Biden bertemu dengan Ketua House of Representative Kevin McCarthy di Gedung Putih. Mereka membahas kebuntuan mengenai plafon utang pemerintah federal. Departemen Keuangan AS mengatakan kegagalan dalam menaikan batas pinjaman dapat membuat Washington tidak bisa membayar tagihan paling cepat 1 Juni.

Sekitar 54 persen respon jajak pendapat Reuters/Ipsos mengatakan mereka menolak kenaikan batas pinjaman. Sekitar 59 persen diantaranya responden yang tidak memiliki gelar sarjana. Sebanyak 44 persen responden yang memiliki gelar sarjana juga menolak kenaikan batas pinjaman.  

Jajak pendapat ini mengumpulkan 1.022 responden, warga negara AS yang sudah dewasa.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement