Rabu 10 May 2023 16:18 WIB

ADMR Siapkan Transisi Pembangkit Hydro, Jawab Tuduhan Greenwashing

Smelter alumunium tersebut ditargetkan mulai beropasi tahun 2025.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Lida Puspaningtyas
Presiden Direktur PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) Christian Ariano Rachmat (ketiga kanan), didampingi Direktur Heri Gunawan, Direktur Wito Krisnahadi, Wakil Presiden Direktur Iwan Dewono Budiyuwono, Direktur Totok Azhariyanto dan Direktur Hendri Tamrin (kiri-kanan) berbincang usai melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Adaro Minerals Indonesia Tbk di Jakarta, Rabu (10/5/2023). Dalam RUPST PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) kali ini menyetujui dan mengesahkan antara lain laporan tahunan dan laporan keuangan konsolidasi ADMR tahun 2022. Selain itu, untuk mendukung eknomi hijau, Adaro akan merealisasikan rencana untuk membangun perusahaan yang lebih ramah lingkungan dengan berkomitmen membangun smelter alumunium terbesar di Indonesia yang diharapkan mampu memberikan dampak positif bagi Indonesia. Tahap pra kontruksi untuk smelter alumunium yeng telah dimulai dengan estimasi COD tahap 500.000 ton pertama yang akan dicapai pada tagyn 2025 mendatang.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Presiden Direktur PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) Christian Ariano Rachmat (ketiga kanan), didampingi Direktur Heri Gunawan, Direktur Wito Krisnahadi, Wakil Presiden Direktur Iwan Dewono Budiyuwono, Direktur Totok Azhariyanto dan Direktur Hendri Tamrin (kiri-kanan) berbincang usai melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Adaro Minerals Indonesia Tbk di Jakarta, Rabu (10/5/2023). Dalam RUPST PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) kali ini menyetujui dan mengesahkan antara lain laporan tahunan dan laporan keuangan konsolidasi ADMR tahun 2022. Selain itu, untuk mendukung eknomi hijau, Adaro akan merealisasikan rencana untuk membangun perusahaan yang lebih ramah lingkungan dengan berkomitmen membangun smelter alumunium terbesar di Indonesia yang diharapkan mampu memberikan dampak positif bagi Indonesia. Tahap pra kontruksi untuk smelter alumunium yeng telah dimulai dengan estimasi COD tahap 500.000 ton pertama yang akan dicapai pada tagyn 2025 mendatang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) menjawab isu greenwashing seperti dituduhkan media asing lantaran membangun proyek smelter alumunium yang masih menggunakan pembangkit listrik batu bara. Greenwashing adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan strategi pemasaran dan komunikasi perusahaan dengan memberikan citra ramah dan peduli lingkungan namun tidak dengan tindakan nyata.

Presiden Direktur Adaro Minerals, Christian Ariano Rachmat, mengatakan, Adaro grup tengah mempersiapkan pembangunan pembangkit listrik berbasis hydro atau air yang bebas emisi yang ditargetkan selesai pada 2030 mendatang.

Baca Juga

"Di dalam Financial Times Adaro diserang, dibilang kalian greenwashing. Loh, kita maunya memang green alumunium, pasti. Tapi semua ada prosesnya," kata Ariano dalam konferensi pers di Hotel St. Regis Jakarta, Rabu (10/5/2023).

Proyek smelter alumunium tersebut ditargetkan mulai beropasi tahun 2025 mendatang dengan kapasitas produksi alumunium 500 ribu ton per tahun atau setengah dari kebutuhan Indonesia yang saat ini diimpor.

Namun, pada tahap awal, smelter tersebut memang beropasi dengan suplai listrik dari pembangkit berbasis batubara. Ia menilai, tuduhan tersebut justru menjadi kepentingan asing yang ingin agar Indonesia tidak membuat alumunium sendiri dari bahan baku sumber daya alam yang melimpah.

"Seluruh (smelter) alumunium itu 75 persen dari batubara listriknya. Hanya 25 persen yang pakai hydro ada di Rusia, Kanada, brasil. Kita suatu hari mau buat green alumunium tapi butuh waktu sampai pembangkit hidro itu jadi," tegas Ariano.

Ia menambahkan, Indonesia tak perlu menunggu sampai pembangkit itu rampung untuk mengoprasikan smelter. Sebab, dengan kemampuan produksi sendiri, Indonesia bisa menghemat devisa impor alumunium yang saat ini bisa mencapai 2,5 miliar dolar AS per tahun.

"Negara kita tidak boleh impor semua, bahwa batubara dulu (listriknya), iya. Tapi kita tidak bohong, orang bilang akan green alumunium, akan green alumunium. Tapi ada stepnya," katanya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement