Rabu 10 May 2023 16:22 WIB

Cara Mendidik Anak yang Dicontohkan Nabi Yaqub

Orang tua dituntut menunjukkan sikap dan perilaku luhur di hadapan anak.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Ani Nursalikah
 Anak-anak Muslim Pakistan saling bertegur sapa usai sholat Idul Fitri di Peshawar, Pakistan, Sabtu (22/4/2023). Cara Mendidik Anak yang Dicontohkan Nabi Yaqub
Foto: EPA-EFE/BILAWAL ARBAB
Anak-anak Muslim Pakistan saling bertegur sapa usai sholat Idul Fitri di Peshawar, Pakistan, Sabtu (22/4/2023). Cara Mendidik Anak yang Dicontohkan Nabi Yaqub

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nabi Yaqub AS telah menunjukkan bagaimana sikap seharusnya orang tua kepada anaknya yang nakal, susah diatur, atau bahkan jahat. Ini terekam dalam Alquran sebagaimana terkandung dalam Surat Yusuf.

"Dia (Yakub) berkata, 'Sesungguhnya kepergian kamu bersama dia (Yusuf) sangat menyedihkanku dan aku khawatir dia dimakan serigala, sedang kamu lengah darinya.'" (QS Yusuf ayat 13). Ayat ini menggambarkan betapa sayangnya Nabi Yaqub kepada anaknya, Nabi Yusuf.

Baca Juga

Namun, saudara-saudara Nabi Yusuf tidak senang dengan dirinya, sehingga mereka melakukan perbuatan jahat untuk mencelakakan Yusuf. Kemudian tindakan mereka diketahui oleh Nabi Yaqub melalui ilham dari Allah.

Lantas, bagaimana sikap Nabi Yaqub dalam menghadapi perilaku anak-anaknya yang telah berbuat jahat kepada Yusuf? Apakah menghardiknya? Memakinya? Perkataan Nabi Yaqub kepada anak-anaknya yang jahat kepada Yusuf itu terekam dalam Surat Yusuf ayat 18.

"Dan mereka datang membawa baju gamisnya (yang berlumuran) darah palsu. Dia (Yakub) berkata, 'Sebenarnya hanya dirimu sendirilah yang memandang baik urusan yang buruk itu; maka hanya bersabar itulah yang terbaik (bagiku). Dan kepada Allah saja memohon pertolongan-Nya terhadap apa yang kamu ceritakan.'" (QS Yusuf ayat 18)

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
فَلَمَّا فَصَلَ طَالُوْتُ بِالْجُنُوْدِ قَالَ اِنَّ اللّٰهَ مُبْتَلِيْكُمْ بِنَهَرٍۚ فَمَنْ شَرِبَ مِنْهُ فَلَيْسَ مِنِّيْۚ وَمَنْ لَّمْ يَطْعَمْهُ فَاِنَّهٗ مِنِّيْٓ اِلَّا مَنِ اغْتَرَفَ غُرْفَةً ۢبِيَدِهٖ ۚ فَشَرِبُوْا مِنْهُ اِلَّا قَلِيْلًا مِّنْهُمْ ۗ فَلَمَّا جَاوَزَهٗ هُوَ وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مَعَهٗۙ قَالُوْا لَا طَاقَةَ لَنَا الْيَوْمَ بِجَالُوْتَ وَجُنُوْدِهٖ ۗ قَالَ الَّذِيْنَ يَظُنُّوْنَ اَنَّهُمْ مُّلٰقُوا اللّٰهِ ۙ كَمْ مِّنْ فِئَةٍ قَلِيْلَةٍ غَلَبَتْ فِئَةً كَثِيْرَةً ۢبِاِذْنِ اللّٰهِ ۗ وَاللّٰهُ مَعَ الصّٰبِرِيْنَ
Maka ketika Talut membawa bala tentaranya, dia berkata, “Allah akan menguji kamu dengan sebuah sungai. Maka barangsiapa meminum (airnya), dia bukanlah pengikutku. Dan barangsiapa tidak meminumnya, maka dia adalah pengikutku kecuali menciduk seciduk dengan tangan.” Tetapi mereka meminumnya kecuali sebagian kecil di antara mereka. Ketika dia (Talut) dan orang-orang yang beriman bersamanya menyeberangi sungai itu, mereka berkata, “Kami tidak kuat lagi pada hari ini melawan Jalut dan bala tentaranya.” Mereka yang meyakini bahwa mereka akan menemui Allah berkata, “Betapa banyak kelompok kecil mengalahkan kelompok besar dengan izin Allah.” Dan Allah beserta orang-orang yang sabar.

(QS. Al-Baqarah ayat 249)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement