Rabu 10 May 2023 17:00 WIB

Menanamkan Sikap Kritis ke Anak Menurut Ajaran Islam

Anak-anak hendaknya selalu dididik untuk bersikap kritis.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Muhammad Hafil
Menanamkan Sikap Kritis ke Anak Menurut Ajaran Islam. Foto: Anak Shaleh (Ilustrasi)
Foto: Tahta Adila/Republika
Menanamkan Sikap Kritis ke Anak Menurut Ajaran Islam. Foto: Anak Shaleh (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang Muslim tidak boleh mengikuti suatu hal yang ia tidak mengerti. Karena berbuat sesuatu dengan dasar ikut-ikutan kelak akan dimintai pertanggungjawabannya oleh Allah di akhirat.

Hal ini sebagaimana ayat Alquran: "Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui. Karena pendengaran, penglihatan dan hati nurani, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya." (QS Al Isra ayat 36)

Baca Juga

Itulah mengapa, orang tua juga mengemban amanat untuk menanamkan sikap kritis kepada anak. Dalam '50 Pedoman Mendidik Anak Menjadi Shaleh' karya M Thalib dipaparkan bahwa setiap perbuatan yang dilakukan tentu wajib dipahami dan dipikirkan dengan kritis.

Hal tersebut perlu dilakukan untuk mengetahui apakah hal tersebut benar atau salah berdasarkan ketentuan agama. Allah telah mengkaruniakan kepada setiap manusia mata untuk melihat, telinga untuk mendengar dan akal untuk berpikir.

Ketiga indra ini harus digunakan untuk menguji benar salahnya suatu hal yang hendak dilakukan. Penanaman sikap kritis ini perlu diajarkan kepada anak agar saat menyampaikan perkataan atau ketika melakukan tindakan itu didasarkan pada ilmu.

Selain itu, juga supaya anak selalu menggunakan pertimbangan dan pikiran yang sehat sebelum mengambil sesuatu tindakan. Misalnya dalam berpakaian, yakni ketika melihat anak putrinya menggunakan celana pendek, dan baju yang memperlihatkan pusarnya. Tentu adab berpakaian semacam ini bagi remaja putri muslimah tidak bisa dibenarkan.

Anak-anak hendaknya selalu dididik untuk bersikap kritis tentang kesopanan dalam berpakaian menurut Islam. Dengan demikian, dalam memilih model berpakaian tidak mudah larut dalam tren yang menyalahi syariat Islam.

Ketika menyaksikan remaja putrinya berpakaian dengan tren yang melanggar syariat Islam, orang tua harus mengajak putrinya menganalisa mode berpakaian semacam itu dari sisi agama Islam, sehingga anak-anak tidak menjadi korban tren.

Mengapa penting menanamkan sikap kritis kepada anak? Supaya mereka kelak memiliki sikap teguh atau istiqamah pada pendiriannya dalam menghadapi realita kehidupan yang sering menyeret ke hal yang tak baik.

Saat masyarakat dilanda kerusakan moral dan hidup egois, anak-anak yang berpikir kritis tentu akan dapat menjauhkan diri dari bencana semacam itu. Bersikap kritis juga menjadikan anak-anak selalu berupaya untuk berpikir kreatif, mencoba mencari jalan-jalan baru dalam menyelesaikan masalah.

Pada saat orang lain kebingungan memecahkan masalah-masalah yang terjadi di tengah masyarakatnya, anak yang terbiasa berpikir kritis sanggup memecahkannya. Mereka tidak gampang terperosok ke dalam bujukan-bujukan manusia yang tidak bertanggung jawab.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement