Rabu 10 May 2023 17:42 WIB

Pakar Sarankan Nasabah Miliki Rekening Syariah Alternatif

Lumpuhnya layanan BSI menjadi catatan sangat serius dan diharapkan tidak terulang.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Friska Yolandha
PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) saat ini sedang melakukan maintenance sistem sebagai bagian dari upaya untuk mengoptimalkan pelayanan kepada nasabah.
Foto: istimewa
PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) saat ini sedang melakukan maintenance sistem sebagai bagian dari upaya untuk mengoptimalkan pelayanan kepada nasabah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) saat ini sedang melakukan maintenance sistem sebagai bagian dari upaya untuk mengoptimalkan pelayanan kepada nasabah. Hal ini berdampak pada layanan transaksi keuangan yang tidak bisa diakses oleh para nasabah beberapa hari ini.

Pakar Ilmu Ekonomi dan Keuangan Syariah dari Universitas Indonesia, Rahmatina Awaliah Kasri mendorong agar masyarakat memiliki rekening alternatif. Menurutnya, nasabah bank syariah dapat memilih bank syariah lain untuk berjaga-jaga bila terjadi gangguan sistem layanan perbankan seperti yang dialami BSI saat ini.

Baca Juga

"Dari perspektif konsumen, memang sebaiknya ada rekening alternatif dan do not put eggs in one basket. Saya sendiri melakukannya, saya punya akun di tiga bank syariah. Jadi kalau satu bermasalah yang lain masih bisa dipakai," ujarnya kepada Republika, Rabu (10/5/2023).

Hal senada disampaikan oleh Direktur IDEAS (Indonesia Development and Islamic Studies) , Yusuf Wibisiono. "Bagi masyarakat yang memiliki kebutuhan layanan perbankan yang tinggi, dapat membuka rekening di beberapa bank syariah sekaligus," ujarnya kepada Republika.

Bagi perbankan syariah, lanjut Yusuf, lumpuhnya layanan BSI menjadi catatan sangat serius dan diharapkan tidak terulang lagi ke depan. Karena, ketika masyarakat memberikan kepercayaan semakin tinggi, kepercayaan ini harus benar-benar dijaga.

"Terlebih di daerah dimana perbankan Syariah menjadi layanan keuangan yang sangat diandalkan, bahkan menjadi satu-satunya pilihan seperti di Aceh," tuturnya.

Diketahui, saat ini Aceh hanya mengizinkan layanan perbankan syariah saja. Sehingga, lumpuhnya layanan perbankan sama artinya dengan lumpuhnya kegiatan perekonomian.

Dihubungi secara terpisah, warga Banda Aceh, Rais (24) membenarkan hal tersebut. Ia menuturkan, lumpuhnya sistem pelayanan BSI selama tiga hari ini berdampak besar bagi warga di kota Banda Aceh.

"Sangat berdampak, apalagi kebanyakan warga Aceh bergantung sama BSI ," tuturnya.

Bahkan, sambung Rais, banyak pula warga Banda Aceh yang beralih dan membuka rekening baru di bank syariah lain lantaran gangguan sistem layanan BSI. Menurutnya sejak kemarin tampak antrian yang mengular di beberapa bank syariah.

"Alhamdulillah saat ini untuk ATM sudah bisa digunakan , untuk layanan internet dan mobile banking memang masih bermasalah. Kebetulan saya juga punya cadangan bank syariah lain, jadi masih tidak begitu bermasalah dalam dua hari ini," terang Rais.

Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Aceh menyatakan permasalahan layanan di Bank Syariah Indonesia(BSI) tidak hanya terjadi di provinsi itu tapi secara nasional dan ini murni akibat kendala teknis pada pemeliharaan (maintenance) sistem.

"Kami berharap semua pihak dapat meresponnya dengan baik dan tenang, serta tidak mengait-ngaitkan permasalahan itu dengan persoalan yang tidak produktif," kata Kepala OJK Aceh Yusri di Banda Aceh, Selasa (9/5/2023). Pernyataan itu disampaikannya di sela-sela pertemuan yang digagas OJK Aceh di kantor tersebut dan turut dihadiri Regional CEO BSI Aceh Wisnu Sunandar dalam rangka memberikan keterangan kepada awak media terkait layanan BSI di Aceh.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement