REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) saat ini sedang melakukan maintenance sistem sebagai bagian dari upaya untuk mengoptimalkan pelayanan kepada nasabah. Hal ini berdampak pada layanan transaksi keuangan yang tidak bisa diakses oleh para nasabah beberapa hari ini.
Direktur IDEAS (Indonesia Development and Islamic Studies), Yusuf Wibisiono mengatakan, kejadian ini menjadi pelajaran bagi pemerintah. Akademisi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia ( FE UI) itu menyarankan agar pemerintah tidak lagi melakukan konsolidasi prematur atas bank BUMN Syariah.
"Karena, seandainya kita masih memiliki BSM, BNI Syariah dan BRI Syariah yang terpisah, masyarakat memiliki pilihan yang lebih beragam dan menguntungkan bagi mereka, sesuai dengan kebutuhan konsumen (saat terjadi gangguan layanan)," terangnya kepada Republika, Rabu (10/5/2023).
Ia pun berharap agar ke depan, jangan ada lagi merger antarbank BUMN Syariah, seperti rencana merger BSI dan BTN Syariah. Sebagai market leader, bank BUMN syariah seharusnya dibiarkan tumbuh secara organik dan diberi kesempatan menjadi besar dengan berspesialisasi pada ceruk pasar yang berbeda.
Yusuf menambahkan, bagi bank syariah sendiri, kehandalan sistem layanan keuangan menjadi krusial dan tidak dipertaruhkan dengan apapun, termasuk karena harga yang murah atau karena SDM yang tidak kompeten. Bank syariah harus tegas merekrut dan hanya menerima SDM dengan kualifikasi tinggi untuk mengelola teknologi dan sistem layanannya.
"Bank syariah harus pastikan bekerja sama dengan pihak yang kredibel meski dengan harga yang lebih mahal, agar kepentingan konsumen terjaga," tegas Yusuf.
Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir mentargetkan merger Unit Usaha Syariah (UUS) BTN Syariah dan BSI rampung pada tahun ini. Bahkan, Erick menuturkan pihaknya sudah bertemu dengan direktur utama BTN Syariah dan BSI. Menurutnya, kedua bos bank syariah itu siap bersinergi demi mempermudah generasi milenial memiliki kredit pemilikan rumah (KPR).
"Insya Allah akhir tahun ini (merger) BSI final, di mana BTN bisa sinergi dengan BSI supaya tentu masyarakat dapat opsi untuk mereka KPR, ada yang syariah dan konvensional," ungkapnya di Kementerian BUMN, Rabu (3/5/2023).