Kamis 11 May 2023 10:28 WIB

Rupiah Menguat di Tengah Turunnya Inflasi AS

Inflasi AS yang menurun membuat pasar melihat peluang kenaikan suku bunga lebih kecil

Mata uang AS. Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal perdagangan Kamis (11/4/2023) menguat di tengah investor mencerna data inflasi Amerika Serikat (AS) yang menurun.
Foto: Republika
Mata uang AS. Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal perdagangan Kamis (11/4/2023) menguat di tengah investor mencerna data inflasi Amerika Serikat (AS) yang menurun.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal perdagangan Kamis (11/4/2023) menguat di tengah investor mencerna data inflasi Amerika Serikat (AS) yang menurun.

Rupiah pada Kamis pagi naik sembilan poin atau 0,06 persen ke posisi Rp 14.723 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp 14.732 per dolar AS. "Lebih karena inflasi AS yang menurun, sehingga pasar melihat peluang kenaikan suku bunga lebih kecil," kata analis ICDX Revandra Aritama kepada ANTARA di Jakarta, Kamis (11/5/2023).

Baca Juga

Revandra menuturkan inflasi AS April 2023 berada di level 4,9 persen menekan sentimen kenaikan suku bunga. Setelah sebelumnya sentimen kenaikan nilai suku bunga bank sentral AS atau The Fed memiliki peluang yang lebih besar menyusul prediksi inflasi AS masih tetap berada di level lima persen.

Selain itu, sebelumnya ada juga perkiraan bahwa inflasi AS April 2023 berpeluang naik menyusul laporan pasar tenaga kerja AS yang berada di level yang sangat baik. Dengan tingginya penyerapan tenaga kerja, kemampuan masyarakat untuk berbelanja akan meningkat hal ini mendorong konsumsi dan yang pada gilirannya mendorong inflasi.

Namun kenyataannya, laporan inflasi AS April mengalami penurunan. Walaupun penurunannya tipis, tetapi itu juga menekan sentimen pasar terhadap kenaikan suku bunga The Fed.

Dolar AS melemah terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), karena indeks harga konsumen (IHK) AS yang lebih rendah dari perkiraan pada April mungkin menandakan bahwa inflasi mereda. Indeks dolar AS, yang mengukur dolar AS terhadap enam mata uang utama saingannya, turun 0,12 persen menjadi 101,4797 pada akhir perdagangan.

Revandra memproyeksikan rupiah bergerak di kisaran Rp 14.600 per dolar AS hingga Rp 14.800 per dolar AS. Pada Rabu (10/5/2023) rupiah ditutup meningkat 10 poin atau 0,07 persen ke posisi Rp 14.732 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp 14.742 per dolar AS.

 

sumber : ANTARA
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement