REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Polisi Jerman menyelidiki percobaan pembakaran yang menargetkan sebuah masjid di timur kota Dresden pada Selasa (9/5/2023) malam. Seorang pria berusia 34 tahun menumpahkan cairan yang mudah terbakar di dalam Masjid Fatih dan mencoba membakar bangunan itu.
Menurut laporan kepolisian dikutip dari Anadolu Agency, pelaku berhasil melarikan diri dari tempat kejadian tetapi kemudian ditangkap di rumahnya. Tidak ada yang terluka meski api kecil menyebabkan kerusakan.
Ketua yayasan Masjid Fatih Ramazan Yildirim mengatakan, penyerang itu dikenal polisi dan itu adalah percobaan pembakaran kedua dalam sebulan yang menargetkan masjid. Kelompok Turki-Muslim DITIB telah meminta otoritas Jerman untuk mengambil tindakan yang diperlukan untuk melindungi komunitas Muslim.
“Kami sangat sedih dan prihatin dengan serangan seperti itu yang menargetkan masjid kami. Kami berharap pihak berwenang mengambil semua tindakan yang diperlukan dan berharap serangan seperti itu akan berakhir,” kata anggota dewan penasehat DITIB Emre Simsek.
Jerman telah menyaksikan meningkatnya rasisme dan Islamofobia dalam beberapa tahun terakhir. Kondisi ini dipicu oleh propaganda kelompok sayap kanan yang mengeksploitasi krisis pengungsi dan berusaha menimbulkan ketakutan terhadap imigran.
Menurut data terbaru, polisi mencatat setidaknya 610 kejahatan rasial Islamofobia tahun lalu di seluruh negeri. Sekitar 62 masjid diserang antara Januari hingga Desember tahun lalu. Sedikitnya 39 orang terluka karena kekerasan anti-Muslim.
Angka tersebut juga termasuk puluhan kejahatan rasial terhadap Muslim, kasus intimidasi, vandalisme, dan perusakan properti. Padahal negara berpenduduk lebih dari 84 juta orang ini memiliki populasi Muslim terbesar kedua di Eropa Barat setelah Prancis. Ini adalah rumah bagi hampir lima juta Muslim.