REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Anggota Kongres AS, Rashida Tlaib menginisiasi resolusi untuk mengakui Nakba Palestina. Istilah ini biasa digunakan untuk menggambarkan pengusiran paksa ratuan riabu warga Palestina sebelum dan selama pendirian negara Israel pada 1948.
Resolusi Tlaib diajukan di House of Representatives, Rabu (10/5/2023) waktu setempat. Langkah tersebut muncul di tengah tumbuhnya desakan dari kelompok progresif di AS untuk mengakui hak-hak warga Palestina dan membatasi bantuan AS ke Israel.
Tlaib menggambarkan Nakba, berakar dari bahasa Arab yang bermakna bencana, sebagai aksi Israel mencerabut, menghilangkan kepemilikan, dan mengasingkan rakyat Palestina dari tanah kelahirannya.
‘’Keadilan dan perdamaian abadi tak bisa diwujudkan jika tak menaruh perhatian pada Nakba dan menghentikan ketidakadilan pada rakyat Palestina,’’ demikian isi proposal Tlaib yang dikutip laman berita Aljazirah, Kamis (11/5/2023).
Tlaib, keturunan Palestina yang mewakili Demokrat dari wilayah Michigan, dalam proposalnya, menambahkan, Nakba inilah akar penyebab isu-isu yang memecah warga Israel dan Palestina. Resolusi didukung lima kolega Tlaib dari Demokrat.
Mereka adalah Betty McCollum, Jamaal Bowman, Cori Bush, Alexandria Ocasio-Cortez, dan Ilhan Omar. Jalan Tlaib soal Nakba ini menghadapi tantangan.
Paling tidak, ini terlihat dari sikap Ketua House of Representative Kevin McCarthy mendorong pembatalan acara peringatan Nakba oleh Tlaib di Capitol Hill. ‘’Acara di Capitol dibatalkan,’’ ujar McCarthy dalam unggahan di akun Twitter.
Perayaan di Capitol memang dibatalkan tetapi pelaksanaannya pada Rabu dipindahkan dari US Capitol Visitor Center ke dekat perkantoran Senat AS. Puluhan pendukung hak Palestina memadati sebuah ruang komisi Senat.
‘’Saya katakan ini dengan keras dan jelas menginisiasi resolusi bersejarah di Kongres, bahwa Nakba terjadi pada 1948 dan tak akan pernah berakhir,’’ kata Tlaib kepada orang-orang yang berhimpun memperingati Nakba itu.
Awal pekan ini, Jonathan Greenblatt, kepala Anti-Defamation League, organisasi pro-Israel menulis surat ke McCarthy mengecam peringatan Nakba. Sejumlah kelompok HAM terlibat di dalamnya termasuk Voice for Peace Action, menggunakan bahasa anti-Israel, anti-Semit.
Greenblatt juga menuding Tlaib memakai bahasa ofensif termasuk menuduh Israel memberlakukan kebijakan apartheid pada warga Palestina. Namun Tlaib berkelit. Pada Rabu, ia mencatat beberapa organisasi HAM di antaranya Amnesty International dan Human Rights Watch menyimpulkan, Israel memberlakukan sistem apartheid pada warga Palestina.