REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW – Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengomentari rencana Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO) membuka kantor di Tokyo, Jepang. Menurutnya, rencana itu menunjukkan niat NATO melanjutkan militerisasi di kawasan Asia Pasifik.
“Niat NATO untuk membuka kantor di ibu kota Jepang adalah bukti lain dari ambisi global aliansi serta rencana untuk secara serius bercokol di Asia Pasifik, untuk menyebarkan format NATO-sentris dengan muatan anti-Rusia dan anti-Cina,” kata Zakharova dalam pengarahan pers, Rabu (10/5/2023), dikutip laman kantor berita Rusia, TASS.
Zakharova pun memperingatkan secara tersirat tentang efek negatif dari masuknya NATO ke kawasan Asia Pasifik. “Kami yakin bahwa kemajuan NATO di Asia akan mengarah pada militerisasi kawasan ini dan penumpukan kebuntuan blok tersebut,” ucapnya.
Surat kabar Nikkei adalah yang melaporkan rencana NATO membuka kantor di Tokyo. Menurut Nikkei, saat ini pihak Jepang dan NATO sedang melakukan negosiasi terkait hal tersebut. Laporan Nikkei menyebut, nantinya kantor NATO di Tokyo akan berfungsi sebagai tempat konsultasi antara kedua belah pihak untuk membahas berbagai isu. Nikkei mengungkapkan, konsultasi juga mungkin melibatkan Korea Selatan, Australia, dan Selandia Baru.
Baru-baru ini, Jepang secara aktif memperluas kerja samanya dengan NATO. Pada 2022, Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida menjadi perdana menteri pertama Negeri Sakura yang berpartisipasi dalam KTT NATO. Setelah itu, Kementerian Luar Negeri Jepang memutuskan membuat kantor misinya untuk NATO.
Kantor misi tersebut terpisah dari Kedutaan Besar Jepang di Brussels, Belgia. Pemisahan itu meningkatkan status kantor misi Jepang untuk NATO.