REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama Bank Syariah Indonesia (BSI) Hery Gunardi mengonfirmasi adanya dugaan serangan siber terhadap layanan perbankan BSI. Namun, ia membantah bila serangan tersebut meminta sejumlah uang tebusan.
"Kami temukan ada indikasi serangan siber. Kami ada temporary switch off untuk memastikan sistem aman, tapi tidak ada tebusan, ya," ujar Hery saat konferensi pers di Jakarta, Kamis (11/5/2023).
Namun, sambung Hery, dugaan serangan siber tersebut perlu pembuktian lebih lanjut melalui audit dan digital forensik. Adapun dalam proses normalisasi layanan, tim teknologi informasi (TI) BSI bekerja sama dengan tim TI Bank Mandiri dan tentunya berkoordinasi secara intens dengan berbagai pihak terkait, baik regulator BI, OJK, pemegang saham maupun lembaga pemerintah.
Hery juga menyampaikan, sebelumnya pada Ahad (7/5/2023), BSI melakukan mitigasi risiko di sistem TI milik perseroan dengan melakukan maintenance atau pemeliharaan. Keesokan harinya, yakni pada Senin (8/5/2023), nasabah mengalami kendala dalam mengakses layanan BSI menyusul proses maintenance sistem yang dilakukan.
Pada hari tersebut, lanjutnya, BSI secara intens melakukan normalisasi layanan secara bertahap. Hasilnya pada Selasa, (9/5/2023), nasabah telah bisa melakukan transaksi di jaringan cabang dan ATM BSI yang tersebar di seluruh Indonesia. Malam harinya, secara bertahap layanan BSI Mobile sudah dapat diakses oleh nasabah dengan fitur-fitur dasar.
“Hari ini, tanggal 11 Mei, BSI Mobile sudah dapat digunakan untuk bertransaksi oleh nasabah dengan fitur yang lebih lengkap,” imbuhnya.
Hery melanjutkan bahwa dalam keseluruhan proses yang berlangsung, BSI terus memastikan kepada nasabah dan stakeholders bahwa data dan dana nasabah berada dalam kondisi baik dan aman. Dia pun memastikan bahwa BSI berkomitmen untuk melindungi dana dan data para nasabah di kemudian hari.
"Kami komitmen meningkatkan kemanan siber nasabah. Dan hati-hati penipuan mengatasnamakan BSI. Kami juga mohon maaf atas ketidaknyamanan," ungkapnya.
Pada hari ini, tambah Hery, BSI melakukan peningkatan kapasitas agar core banking dan critical channel bisa kembali dipulihkan dengan cepat, stabil, sehingga layanan kepada nasabah dapat sepenuhnya normal.
Adapun bagi para nasabah dan stakeholder di Aceh, mengingat BSI merupakan bank syariah tunggal di sana, perseroan terus berkoordinasi dengan regulator, pemerintah daerah, pengusaha, dan nasabah setempat agar mendapat win-win solution dari adanya kejadian ini. “Alhamdulillah, perlahan berbagai stakeholders tersebut sudah terinfo dengan baik,” katanya.
View this post on Instagram