REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama Bank Syariah Indonesia (BSI) Hery Gunardi mengungkapkan, pihaknya tahun ini mengalokasikan anggaran Rp 580 miliar untuk pengembangan dan kemanan siber perbankan. Sebelumnya, pada 2022, alokasinya hanya sebesar Rp 280 miliar, sehingga ada kenaikan Rp 300 miliar untuk keamanan siber.
"Tahun 2022 kita spending kurang lebih sekitar Rp 280 miliar untuk IT kita. Tahun ini naik lagi Rp 580 miliar, hampir Rp 600 miliar," kata Direktur Utama Bank Syariah Indonesia (Tbk) Hery Gunardi saat konferensi pers di Jakarta, Kamis (11/5/2023).
Sebelumnya, Hery mengonfirmasi adanya dugaan serangan siber terhadap layanan perbankan BSI. Namun, ia membantah bila serangan tersebut meminta sejumlah uang tebusan.
"Kami temukan ada indikasi serangan siber. Kami ada temporary switch off untuk memastikan sistem aman, tapi tidak ada tebusan, ya," ujarnya.
Namun, sambung Hery, perlu pembuktian lebih lanjut melalui audit dan digital forensik perihal dugaan serangan siber tersebut. Adapun dalam proses normalisasi layanan, tim teknologi informasi (TI) BSI bekerja sama dengan tim TI Bank Mandiri dan tentunya berkoordinasi secara intens dengan berbagai pihak terkait, baik regulator BI, OJK, pemegang saham maupun lembaga pemerintah.
Hery juga menyampaikan, sebelumnya pada Ahad (7/5/2023), BSI melakukan mitigasi risiko di sistem TI milik perseroan dengan melakukan maintenance atau pemeliharaan. Keesokan harinya, yakni pada Senin (8/5/2023), nasabah mengalami kendala dalam mengakses layanan BSI menyusul proses maintenance sistem yang dilakukan.
Pada hari tersebut, lanjutnya, BSI secara intens melakukan normalisasi layanan secara bertahap. Hasilnya pada Selasa, (9/5/2023), nasabah telah bisa melakukan transaksi di jaringan cabang dan ATM BSI yang tersebar di seluruh Indonesia. Malam harinya, secara bertahap layanan BSI Mobile sudah dapat diakses oleh nasabah dengan fitur-fitur dasar.
“Hari ini tanggal 11 Mei, BSI Mobile sudah dapat digunakan untuk bertransaksi oleh nasabah dengan fitur yang lebih lengkap,” imbuhnya.
Hery melanjutkan bahwa dalam keseluruhan proses yang berlangsung, BSI terus memastikan kepada nasabah dan stakeholders bahwa data dan dana nasabah berada dalam kondisi baik dan aman.
Dia pun memastikan bahwa BSI berkomitmen untuk melindungi dana dan data para nasabah di kemudian hari. Pada hari ini, tambah Hery, BSI melakukan peningkatan kapasitas agar core banking dan critical channel bisa kembali dipulihkan dengan cepat, stabil sehingga layanan kepada nasabah dapat sepenuhnya normal.
"Kami komitmen meningkatkan kemanan siber nasabah. Dan hati-hati penipuan mengatasnamakan BSI. Kami juga mohon maaf atas ketidaknyamanan," ujarnya.