Kamis 11 May 2023 19:44 WIB

Menko Muhadjir Ajukan Empat Dokumen Komitmen Bersama ASEAN

Guna mempercepat penanggulangan kemiskinan di ASEAN, perlu komitmen bersama.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Pemimpin Sidang Dewan Menteri ASCC sekaligus Menko PMK Muhadjir Effendy.
Foto: Dok Republika
Pemimpin Sidang Dewan Menteri ASCC sekaligus Menko PMK Muhadjir Effendy.

REPUBLIKA.CO.ID, BADUNG -- Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) menjadi Ketua ASEAN Socio-Cultural Community (ASCC) Council atau Dewan Menteri Pilar Sosial Budaya ASEAN pada keketuaan Indonesia di ASEAN tahun 2023.

Dewan Menteri Pilar Masyarakat Sosial Budaya ASEAN (ASCC) menyelenggarakan sidang tingkat menteri sebanyak dua kali dalam setahun. Sidang Dewan Menteri Pilar Sosial Budaya ASEAN ke-29/ The 29th ASEAN Socio-Cultural Community (ASCC) Council Meeting diselenggarakan di Sofitel Nusa Dua, Kabupaten Badung, Provinsi Bali pada Senin, (8/5/2023).

Pertemuan membahas deklarasi Pilar Sosial Budaya yang disahkan para pemimpin negara di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-42. Sidang ASCC ke-29 dihadiri oleh Menteri Pilar Sosial Budaya ASEAN, di antaranya Menteri Brunei Darussalam, Laos, Malaysia, Filipina, Singapura, Sekjen ASEAN, Pejabat Perwakilan Menteri Thailand, Vietnam, dan Kamboja, serta pejabat Timor Leste sebagai observer.

Menko PMK Muhadjir Effendy selaku Pemimpin Sidang Dewan Menteri ASCC memberi pengarahan pada pertemuan tentang prioritas utama pilar sosial budaya ASEAN di bawah tema Keketuaan Indonesia 'ASEAN Matters: Epicentrum of Growth'. Dia pun mengajukan empat dokumen komitmen bersama ASEAN.

Di antaranya, isu one health, jejaring desa ASEAN, perlindungan pekerja migran dalam situasi krisis, dan pekerja migran khususnya nelayan migran. Hal itu sebagai upaya memajukan ASEAN yang inklusif dan tetap relevan dengan perkembangan isu global.

"Saya percaya bahwa penting untuk menerjemahkan tema 'ASEAN Matters' dan merefleksikan relevansi ASEAN bagi rakyat. Hal ini hanya dapat dicapai dengan memastikan inklusivitas ASEAN dengan benar-benar melibatkan, menghubungkan, dan mempertahankan kehadiran ASEAN di tingkat akar rumput, karena bagaimana pun mereka adalah orang-orang yang kita layani," Muhadjir dalam siaran pers, Kamis (11/5/2023).

Sementara itu, kata Muhadjir, guna mempercepat penanggulangan kemiskinan di ASEAN, komitmen dan kerja sama yang kuat dengan berbagai pihak, termasuk kelompok masyarakat sipil, akademisi, sektor swasta serta organisasi masyarakat lainnya sangat dibutuhkan.

"Oleh sebab itu, kami menyelenggarakan acara-acara ini untuk merangkul seluruh aspek masyarakat dalam memajukan kerja sama ASEAN," ucap Muhadjir. Setelah melaksanakan sidang, para Menteri ASCC dan delegasi mengikuti cultural visit di Garuda Wisnu Kencana Cultural Park.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement