REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Deni Ridwan mengatakan, Surat Berharga Negara (SBN) Ritel merupakan tempat investasi yang aman, menguntungkan dan membantu pembiayaan pembangunan nasional.
Pemerintah juga menurunkan minimal pemesanan SBN per investor yakni satu unit atau senilai Rp 1 juta dan menambah saluran distribusi SBN mulai dari bank, perusahaan sekuritas hingga fintech.
"Itu semua untuk memudahkan masyarakat berinvestasi di instrumen yang aman menguntungkan sekaligus membantu pembiayaan pembangunan ini," kata Deni dalam dialog Mendorong Literasi dan Inklusi Keuangan yang dipantau virtual di Jakarta, Kamis (11/5/2023).
Kemenkeu menargetkan lebih banyak masyarakat bisa berinvestasi di SBN Ritel dengan meningkatkan target penerbitan SBN Ritel sebesar Rp 130 triliun pada 2023. Sementara capaian penerbitan SBN Ritel pada 2022 sebesar Rp 107 triliun yang dapat menjangkau lebih dari 186 ribu investor.
"Kita ingin bisa mengoptimalkan SBN Ritel sebagai salah satu alat untuk distribusi kekayaan. Jadi kalau pemerintah mengalokasikan di APBN pembayaran bunga SBN, kita harap yang bisa menikmati bunga SBN ini bukan hanya investor besar, perbankan, asuransi tapi juga investor individu terutama investor ritel," kata Deni menjelaskan.
Deni menuturkan pada penerbitan SBN Ritel pada 2022, mayoritas investor adalah kaum wanita, baik dari sisi jumlah investor maupun dari sisi jumlah investasinya. Sementara dari sisi generasi, sekitar 40 persen investor berasal dari generasi milenial.
Hal itu menunjukkan, generasi yang lebih muda ternyata lebih akrab dengan teknologi dan sangat cepat menyerap berbagai informasi termasuk tentang pentingnya pengelolaan keuangan.
Investor ritel tersebut hampir tersebar di seluruh provinsi di Indonesia, meskipun masih terpusat di Pulau Jawa. DKI Jakarta, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Sumatera Utara adalah lima provinsi yang paling besar dari sisi jumlah investor maupun dari sisi jumlah investasinya.