Jumat 12 May 2023 06:30 WIB

Ini Alasan Kamu Perlu Investasi di SBN Ritel

Kemenkeu menargetkan lebih banyak masyarakat bisa berinvestasi di SBN Ritel.

Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Deni Ridwan mengatakan, Surat Berharga Negara (SBN) Ritel merupakan tempat investasi yang aman, menguntungkan dan membantu pembiayaan pembangunan nasional.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Deni Ridwan mengatakan, Surat Berharga Negara (SBN) Ritel merupakan tempat investasi yang aman, menguntungkan dan membantu pembiayaan pembangunan nasional.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Deni Ridwan mengatakan, Surat Berharga Negara (SBN) Ritel merupakan tempat investasi yang aman, menguntungkan dan membantu pembiayaan pembangunan nasional.

Pemerintah juga menurunkan minimal pemesanan SBN per investor yakni satu unit atau senilai Rp 1 juta dan menambah saluran distribusi SBN mulai dari bank, perusahaan sekuritas hingga fintech.

Baca Juga

"Itu semua untuk memudahkan masyarakat berinvestasi di instrumen yang aman menguntungkan sekaligus membantu pembiayaan pembangunan ini," kata Deni dalam dialog Mendorong Literasi dan Inklusi Keuangan yang dipantau virtual di Jakarta, Kamis (11/5/2023).

Kemenkeu menargetkan lebih banyak masyarakat bisa berinvestasi di SBN Ritel dengan meningkatkan target penerbitan SBN Ritel sebesar Rp 130 triliun pada 2023. Sementara capaian penerbitan SBN Ritel pada 2022 sebesar Rp 107 triliun yang dapat menjangkau lebih dari 186 ribu investor.

"Kita ingin bisa mengoptimalkan SBN Ritel sebagai salah satu alat untuk distribusi kekayaan. Jadi kalau pemerintah mengalokasikan di APBN pembayaran bunga SBN, kita harap yang bisa menikmati bunga SBN ini bukan hanya investor besar, perbankan, asuransi tapi juga investor individu terutama investor ritel," kata Deni menjelaskan.

Deni menuturkan pada penerbitan SBN Ritel pada 2022, mayoritas investor adalah kaum wanita, baik dari sisi jumlah investor maupun dari sisi jumlah investasinya. Sementara dari sisi generasi, sekitar 40 persen investor berasal dari generasi milenial.

Hal itu menunjukkan, generasi yang lebih muda ternyata lebih akrab dengan teknologi dan sangat cepat menyerap berbagai informasi termasuk tentang pentingnya pengelolaan keuangan.

Investor ritel tersebut hampir tersebar di seluruh provinsi di Indonesia, meskipun masih terpusat di Pulau Jawa. DKI Jakarta, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Sumatera Utara adalah lima provinsi yang paling besar dari sisi jumlah investor maupun dari sisi jumlah investasinya.

 

sumber : ANTARA
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement