Jumat 12 May 2023 11:14 WIB

Jangan Tertipu Lagi, Ini Cara Kenali Lowongan Kerja Abal-Abal

Para pencari kerja harus berhati-hati saat memperoleh panggilan atau tawaran kerja.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Natalia Endah Hapsari
Banyak beredar pesan berantai berisi tawaran kerja lewat pesan singkat WhatsApp yang mengatasnamakan manajer bagian HR Jobstreet. Pihak Jobstreet sendiri telah menegaskan bahwa pesan itu bukan berasal dari Jobstreet, sehingga dipastikan termasuk penipuan. (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com
Banyak beredar pesan berantai berisi tawaran kerja lewat pesan singkat WhatsApp yang mengatasnamakan manajer bagian HR Jobstreet. Pihak Jobstreet sendiri telah menegaskan bahwa pesan itu bukan berasal dari Jobstreet, sehingga dipastikan termasuk penipuan. (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Di era digital, aksi penipuan berkedok lowongan pekerjaan dengan mencatut perusahaan besar masih marak terjadi. Terbaru, banyak beredar pesan berantai berisi tawaran kerja lewat pesan singkat WhatsApp, yang mengatasnamakan manajer bagian HR Jobstreet. Pihak Jobstreet sendiri telah menegaskan bahwa pesan itu bukan berasal dari Jobstreet, sehingga dipastikan termasuk penipuan.

Nah, mengingat banyaknya aksi penipuan, penting bagi para pencari kerja untuk berhati-hati dan menelaah lebih dalam soal panggilan atau tawaran pekerjaan dari sumber yang tidak dikenal. Dilansir dari Make Use Of, Jumat (12/5/2023), berikut cara untuk mengidentifikasi dan menghindari penipuan berkedok tawaran pekerjaan.

Baca Juga

 

1. Verifikasi keabsahan deskripsi pekerjaan

Deskripsi pekerjaan menjelaskan tugas pekerjaan dan pengalaman/kualifikasi yang diharapkan dari calon karyawan. Deskripsi pekerjaan dimulai dengan pengenalan singkat tentang organisasi, berlanjut ke tujuan utama peran, dan biasanya ditutup dengan manfaat yang akan diterima oleh calon karyawan.

Lowongan kerja palsu biasanya tidak menggambarkan tanggung jawab dan tujuan dari posisi pekerjaan secara tidak jelas. Seringkali, penipu juga menjanjikan gaji yang besar untuk pekerjaan sederhana. Padahal jika berbicara dari perspektif keuangan bisnis, perusahaan tidak dapat membayar karyawan dengan gaji yang sangat besar untuk pekerjaan yang sederhana. Mereka akan mengalami ketidakstabilan dalam pendapatan dan pengeluaran mereka, yang akan mengakibatkan kerugian atau keuntungan yang lebih rendah.

 

2. Teliti perusahaan secara singkat

Bahkan, situs-situs lowongan kerja ternama, seperti Jobstreet, Glassdoor, Indeed, dan LinkedIn tidak bisa menjamin lingkungan yang bebas dari penipuan. Sebagai contoh, sebagian besar penipuan di LinkedIn dilakukan melalui pesan langsung, ketika penipu berpura-pura menjadi perekrut dan mendesak Anda untuk melamar lowongan kerja palsu atau memberikan tawaran pekerjaan yang tidak diminta.

Sangat penting bagi Anda untuk menemukan situs web perusahaan dan mencari informasi yang sah, seperti alamat fisik dan nomor telepon. Karena cukup mudah bagi penipu untuk memalsukan nomor telepon dan alamat, Anda harus menelepon nomor tersebut atau mendatangi kantor perusahaan untuk memastikan informasi tersebut asli.

Tanda-tanda umum perusahaan palsu, di antaranya tidak memiliki informasi yang dapat diverifikasi, seperti situs web, nomor telepon, alamat, dan detail direktur; perusahaan menggunakan alamat email Gmail atau Microsoft Outlook, bukan email bisnis khusus; perekrut menggunakan aplikasi chatting, seperti Google Hangouts atau WhatsApp untuk berkomunikasi; profil perekrut di situs web jaringan kerja kosong atau tidak ada; situs web tidak memiliki kebijakan privasi, tentang kami, atau halaman karier.

 

3. Jangan berikan informasi pribadi dan investasi di awal

Perusahaan atau pemberi kerja yang sah tidak akan meminta uang dari pelamar pada tahap mana pun dalam proses perekrutan. Ada kemungkinan besar bahwa pekerjaan tersebut adalah penipuan jika mereka meminta Anda untuk membayar uang muka.

Better Business Bureau memperkirakan bahwa penipuan pekerjaan merugikan orang Amerika lebih dari 2 miliar dolar AS per tahun. Para penipu biasanya meminta biaya pendaftaran, pelatihan, atau pembelian peralatan awal dari perusahaan dengan imbalan kesempatan kerja yang menjanjikan.

Selain itu, pemberi kerja yang kredibel tidak akan pernah meminta informasi sensitif seperti informasi rekening bank atau bukti tempat tinggal. Karenanya jika perekrut kerja meminta nomor kartu kredit, password nomor rekening, atau informasi pribadi lainnya, sudah dipastikan itu adalah penipu.

 

4. Kontak secara langsung perusahaan

Selain memeriksa apakah situs web aman, Anda juga harus menggunakan situs web perusahaan untuk mendapatkan nomor telepon atau alamat email mereka dan menghubungi mereka secara langsung. Anda bisa mengirimkan email singkat yang menanyakan tentang lowongan di departemen yang Anda lamar melalui manajer perekrutan.

 

5. Jadwalkan wawancara

Meskipun penipu dapat membuat akun email, kontrak, dan video pelatihan palsu, memalsukan wawancara akan lebih menantang. Akibatnya, jika pemberi kerja mewawancarai Anda menggunakan platform perpesanan, kemungkinan besar mereka adalah penipu. Penipu biasanya tidak mau melakukan wawancara online karena mereka berisiko identitasnya terungkap.

Wawancara harus dilakukan di aplikasi yang terkenal dan memiliki reputasi baik seperti Zoom. Anda harus berhati-hati jika pemberi kerja menggunakan aplikasi yang aneh atau tidak dikenal untuk melakukan wawancara. Selain itu, mereka harus memiliki nomor telepon terverifikasi atau akun email perusahaan pada aplikasi yang digunakan untuk wawancara.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement