REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan bahwa diplomasi luar negeri dan pertahanan akan menjadi sorotan dalam visi dan misi bakal calon presiden Republik Indonesia usungan PDIP Ganjar Pranowo.
"Kami saat ini sedang merancang visi misi calon presiden Ganjar Pranowo, di mana fungsi diplomasi luar negeri dan pertahanan harus jadi satu," ujar Hasto Kristiyanto dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat.
Hasto mengatakan bahwa geopolitik akan menjadi variabel yang penting untuk membangun masa depan Indonesia, khususnya di bidang pertahanan. Maka dalam visi misi Ganjar Pranowo sebagai capres yang diusung partainya, pemahaman geopolitik akan betul-betul dikedepankan.
Pernyataan tersebut disampaikan Hasto dalam kuliah umum bertema, "Pemikiran Geopolitik Soekarno dan Relevansinya", yang diikuti 118 siswa Dikreg Seskoal TNI Angkatan Ke-61 di Jakarta Selatan, Jumat.
Dalam kesempatan tersebut, Hasto memaparkan tujuh variabel geopolitik Soekarno, yaitu demografi, teritorial, sumber daya alam, militer, politik, koeksistensi damai, sains, dan teknologi. Dari ketujuh itu, dua variabel yang paling memengaruhi adalah politik dan diplomasi internasional, serta variabel ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek).
"Dengan diplomasi luar negeri yang menyatu dengan diplomasi pertahanan, kita akan kuat," kata Hasto.
Ia mengajak para perwira untuk memikirkan soal beberapa variabel kekuatan Indonesia terkini, dikaitkan dengan rancang bangun pertahanan Indonesia ke depan, yakni kekuatan demografi, tata ruang geopolitik Indonesia, sumber daya alam, komoditas strategis, kekuatan maritim dan potensinya, serta daya tawar Indonesia di dalam menjaga keseimbangan iklim global. "Semua itu harusnya disimulasikan menjadi power kita," ujar Hasto.