Jumat 12 May 2023 14:03 WIB

PDIP Rancang Visi Misi Luar Negeri Ganjar Pranowo

PDIP ingin fungsi diplomasi luar negeri dan pertahanan jadi satu.

Tangkapan layar Ketua Umum PDIP Megawati memberikan peci hitam kepada Ganjar Pranowo sebagai simbol deklarasi Capres PDIP di Istana Batu Tulis Bogor, Jawa Barat, Jumat (23/4/2023).
Foto: Dok Republika
Tangkapan layar Ketua Umum PDIP Megawati memberikan peci hitam kepada Ganjar Pranowo sebagai simbol deklarasi Capres PDIP di Istana Batu Tulis Bogor, Jawa Barat, Jumat (23/4/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan bahwa diplomasi luar negeri dan pertahanan akan menjadi sorotan dalam visi dan misi bakal calon presiden Republik Indonesia usungan PDIP Ganjar Pranowo.

"Kami saat ini sedang merancang visi misi calon presiden Ganjar Pranowo, di mana fungsi diplomasi luar negeri dan pertahanan harus jadi satu," ujar Hasto Kristiyanto dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat.

Baca Juga

Hasto mengatakan bahwa geopolitik akan menjadi variabel yang penting untuk membangun masa depan Indonesia, khususnya di bidang pertahanan. Maka dalam visi misi Ganjar Pranowo sebagai capres yang diusung partainya, pemahaman geopolitik akan betul-betul dikedepankan.

Pernyataan tersebut disampaikan Hasto dalam kuliah umum bertema, "Pemikiran Geopolitik Soekarno dan Relevansinya", yang diikuti 118 siswa Dikreg Seskoal TNI Angkatan Ke-61 di Jakarta Selatan, Jumat.

Dalam kesempatan tersebut, Hasto memaparkan tujuh variabel geopolitik Soekarno, yaitu demografi, teritorial, sumber daya alam, militer, politik, koeksistensi damai, sains, dan teknologi. Dari ketujuh itu, dua variabel yang paling memengaruhi adalah politik dan diplomasi internasional, serta variabel ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek).

"Dengan diplomasi luar negeri yang menyatu dengan diplomasi pertahanan, kita akan kuat," kata Hasto.

Ia mengajak para perwira untuk memikirkan soal beberapa variabel kekuatan Indonesia terkini, dikaitkan dengan rancang bangun pertahanan Indonesia ke depan, yakni kekuatan demografi, tata ruang geopolitik Indonesia, sumber daya alam, komoditas strategis, kekuatan maritim dan potensinya, serta daya tawar Indonesia di dalam menjaga keseimbangan iklim global. "Semua itu harusnya disimulasikan menjadi power kita," ujar Hasto.

 

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement