REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Uni Eropa (UE) menyerukan gencatan senjata segera untuk menghentikan operasi Israel di Gaza dan tembakan roket ke Israel. Kepala Kebijakan Luar Negeri Josep Borrell menekankan, kedua pihak harus menghormati hukum kemanusiaan internasional.
"Kami mendesak gencatan senjata komprehensif segera yang akan mengakhiri operasi militer Israel di Gaza dan penembakan roket saat ini terhadap Israel, yang tidak dapat diterima. Hukum kemanusiaan internasional harus dihormati," kata Borrell dalam sebuah pernyataan, dilansir The New Arab, Jumat (12/5/2023).
Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan jumlah korban tewas di Jalur Gaza yang terkepung telah meningkat menjadi 28 orang hingga Kamis. Negara tetangga Mesir saat ini sedang menengahi antara Israel dan Jalur Gaza yang terkepung.
Gaza tengah menderita di bawah serangan udara Israel selama tiga hari berturut-turut, setelah Tel Aviv menyerang sebuah gedung apartemen di Khan Younis barat, menewaskan seorang komandan Jihad Islam (PIJ) dan tiga dari mereka.
Menteri Luar Negeri Israel Eli Cohen mengatakan sedang memeriksa proposal Mesir. Delegasi dari Kairo telah tiba di Tel Aviv untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata, tetapi belum ada pernyataan dari Mesir.
Mesir, yang berbagi perbatasan dengan kantong pantai, sering menjadi perantara antara wilayah Gaza dan Israel. Sebelumnya, Jihad Islam Palestina mengumumkan kematian Ali Ghali, komandan unit peluncuran roket, dalam serangan dini hari yang dilakukan oleh pasukan Israel di selatan Jalur Gaza.
Baku tembak telah terjadi antara perlawanan Palestina dan pasukan Israel yang berlangsung selama beberapa jam setelah Israel gagal menyepakati gencatan senjata. Israel menolak berkomitmen untuk mengakhiri serangan di jalur yang dikepung.
Jumlah warga Palestina yang tewas dalam serangan udara Israel di Gaza telah meningkat menjadi 25 orang, sementara 76 orang terluka, kata kementerian kesehatan Palestina di Gaza. Kantor berita Palestina, Wafa, menyampaikan, sebagian besar dari mereka yang tewas adalah wanita dan anak-anak. Mesir, Qatar, dan PBB masih berupaya mencapai kesepakatan untuk menghentikan eskalasi terbaru.