Jumat 12 May 2023 16:53 WIB

PAN Sebut Uya Kuya Punya Kompetensi untuk Maju Jadi Caleg DPR

Eko Patrio meminta masyarakat jangan memandang remeh Uya Kuya yang menjadi caleg.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Erik Purnama Putra
Ketua DPW PAN DKI Jakarta Eko Hendro Purnomo alias Eko Patrio
Foto: istimewa/doc humas
Ketua DPW PAN DKI Jakarta Eko Hendro Purnomo alias Eko Patrio

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ketua DPW PAN DKI Jakarta Eko Hendro Purnomo alias Eko Patrio, meminta masyarakat tidak memandang remeh bakal calon legislatif (caleg) dari kalangan artis. Dia mengeklaim, caleg PAN seperti halnya Uya Kuya memiliki kompetensi yang cukup untuk maju sebagai wakil rakyat.

"Terbukti lho, contohnya, ya, Uya kuya. Saya apresiasi dia, belum jadi anggota dewan saja sudah bisa mengadvokasi TKI, TKW, iya, kan?" kata Eko saat diwawancarai di kantor KPU pusat, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (12/5/2023).

Pada April 2023, Uya Kuya yang dulu dikenal sebagai tukang hipnotis dan kini dikenal sebagai youtuber berhasil mengadvokasi dan memulangkan tujuh tenaga kerja Indonesia (TKI) yang bermasalah dan telantar di Malaysia. Hal itu dilakukan Uya Kuya bersama Unit Gerak Cepat (Gercep).

Menurut Eko, aksi Uya Kuya termasuk ikut kontribusi terhadap isu yang mendapatkan perhatian publik. "Dia juga kemarin membongkar bobroknya penjara, itu artinya punya kontribusi, kompetensi, jadi harus di apresiasi," ujar Eko.

Menurut Eko, secara umum, mayoritas artis yang maju menjadi caleg selama ini sudah terbukti aktif menyuarakan aspirasi rakyat. Pun dengan artis yang sudah duduk di Senayan juga ikut vokal bersuara.

"Saya lihat di dalam, ya, di anggota dewan, yang udah jadi di parlemen, itu artis-artis bicara semua sesuai komisi yang ada," ungkap Eko.

Anggota Fraksi PAN DPR itu menambahkan, jumlah caleg PAN dari kalangan artis tidak mendominasi. Caleg PAN dari kalangan aktivis dan profesi lain juga memiliki porsi dan kesempatan yang semua. "Rata, semua profesi punya kesempatan yang sama. Artis ada lebih dari 20 kira-kira," kata Eko.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement