REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pendiri gerakan pemuda hijrah, Ustadz Hanan Attaki telah dibaiat oleh Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, KH Marzuki Mustamar dalam acara Halal Bihalal 1444 Hijriyah Keluarga Besar Pondok Pesantren Sabilurrosyad di Malang, Kamis (11/5/2023) malam. Setelah mengucapkan ikrarnya, apakah ini serta merta akan diterima warga NU dan tidak akan ditolak lagi dakwahnya?
Ketua Lembaga Dakwah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LD PBNU), KH Abdullah Syamsul Arifin atau Gus Aab menjelaskan, NU adalah jam'iyyah diniyah ijtima'iyyah yang bersifat terbuka.
Artinya, selama mengikuti ketentuan yang ditetapkan atau seperti yang dikrarkan Ustaz Hanan Attaki, maka siapapun boleh bergabung.
"Sebagaimana yang telah diikrarkan bahwa dzahiran wa bathinan akan mengikuti terhadap manhaj, tarekat, ataupun mazhab yang selama ini telah dipedomani di dalam jamiyah yang diajarkan oleh para salafus saleh, yaitu mengikuti mazhab Aswaja An Nahdliyah, maka siapapun bisa bergabung ke dalam NU," ujar Gus Aab saat dihubungi Republika.co.id, Jumat (12/5/2023).
Secara formal, menurut dia, tentu ada ketentuan khusus bagi yang ingin menjadi pengurus NU. Namun, kalau hanya ingin menjadi warga NU, tidak terlalu diikat dengan ketentuan-ketentuan yang terlalu berat, hanya perlu mengikuti terhadap berbagai macam program yang dilaksanakan NU.
"Tapi kalau untuk kemudian mengurusi NU atau menjadi pengurus, baru kemudian ada persyaratan-persyaratan tertentu. Di antaranya adalah mengikuti serangkaian kaderisasi yang ada di dalam NU, mulai dari PD-PKPNU, PMKNU, dan AKN-NU," ucap Gus Aab.
Jadi, kata dia, ketika sudah mengikrarkan diri mengikuti manhaj Aswaja, mengikuti tarekat dan mazhab Aswaja, serta mengikuti cara-cara yang telah dilaksnakan para pendiri dan seluruh fungsionaris di dalam jamiyah NU, maka siapapun boleh bergabung kepada NU.
"Adapun kemudian apakah bisa langsung diterima atau tidak? Saya kira harus dibedakan antara bergabung secara formal menjadi bagian daripada jamiyah dan secara bathin juga meyakini akan kebenaran daripada ajaran yang diajarkan di dalam NU, yaitu akidah Aswaja," kata Gus Aab.
Dia mengatakan, aspek penerimaan masyarakat NU tentu akan memiliki cara-cara sendiri serta kriteria sendiri untuk kemudian menerima orang yang baru masuk NU, dan itu sangat tergantung kepada niatan yang ada pada setiap orang yang bergabung kepada NU.
Baca juga: Mualaf Theresa Corbin, Terpikat dengan Konsep Islam yang Sempurna Tentang Tuhan
Saat Ustadz Hanan Attaki dibaiat Kiai Marzuki Mustamar ada harapan dakwahnya tidak mendapatkan penolakan lagi dari warga NU. Namun, menurut Gus Aab, harapan atau tujuan itu terlalu sempit.
"Jadi masyarakat nanti akan menilai dan tracking itu juga akan terjadi. Tapi kalau memang betul-betul tulus, kemudian tidak ada lagi pandangan, pikiran, fikrah atau pun harakah yang dilakukan yang berbeda dengan apa yang selama ini ada dalam NU, tentu masyarakat akan menerima," jelas Gus Aab.
"Dan itu akan menjadi satu lahan atau medan dakwah yang sangat luar biasa yang memang selama ini memang selama ini telah dimiliki oleh Ustadz Hanan Attaki," imbuhnya.